Sabtu, Oktober 4, 2025

Telah Investasi USD7,3 Miliar, Korsel Bisa Perkuat Struktur Manufaktur Indonesia

Must Read

Moneter.id – Kementerian
Perindustrian aktif menarik investor Korea Selatan untuk terus menanamkan
modalnya di Indonesia agar bisa memperkuat struktur sektor manufaktur di dalam
negeri. Langkah ini juga sekaligus akan memacu daya saing industri dan
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Korea
adalah salah satu top 10 investor di Indonesia. Mereka punya industri yang
potensial, khususnya sektor manufaktur,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
pada acara Indonesia – Korea Conference 2019: Charting A Blueprint for Robust
Partnership di Jakarta, Rabu (18/9).

Menperin
menyebutkan, sejumlah investor Korsel di sektor industri telah menggelontorkan
dananya di Indonesia. Investor yang masuk berasal dari sektor-sektor yang sedang
diprioritaskan pengembangannya oleh pemerintah berdasarkan peta jalan Making
Indonesia 4.0.

“Ada beberapa
industri besar seperti Posco di sektor industri baja, dan Lotte Chemical di industri
kimia yang berinvestasi sekitar USD3,5 miliar,” ungkapnya.

Berdasarkan
data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Korsel merupakan investor
terbesar ke-8 di Indonesia pada kuartal I/2019. Total realisasi investasi dari
Negeri Ginseng sejak tahun 2014 sampai triwulan I/2019 mencapai USD7,3 miliar.

Sementara
itu, realisasi investasi sepanjang tahun 2018 sebesar USD1,6 miliar. Investasi mereka
didominasi sektor industri mesin dan elektronik (15%), pertambangan (13%), gas
dan air (9%), industri sepatu (8%), serta industri karet dan plastik (8%).

“Ada
beberapa sektor lagi yang akan masuk. Apalagi untuk elektronika, pangsa pasar
produk Korea juga cukup besar di Indonesia,” ujar Airlangga.

Oleh
karena itu, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo bertekad
untuk semakin menciptakan iklim investasi yang kondusif, memberikan kemudahan
izin usaha, serta memfasilitasi insentif fiskal dan nonfiskal.

“Dengan
demikian, pemerintah akan terus dorong dan fasilitasi, bahwa klaster industri Korea
ke depan perlu kita tarik,” tandasnya.

Sebab,
menurut Menperin, peningkatan investasi merupakan kunci untuk menciptakan
lompatan dan terobosan dalam mewujudkan visi Indonesia maju dan sejahtera.

Upaya
tersebut, sejalan dengan program prioritas di dalam Making Indonesia 4.0 untuk kesiapan
diri memasuki era industri 4.0. Terutama yang berkaitan dengan pengembangan lima
sektor andalan, yakni industri makanan dan minuman, industri tekstil dan
pakaian, industri otomotif, industri elektronika, serta industri kimia.

Airlangga
menambahkan, peningkatan investasi juga dapat menjaga kestabilan perekonomian
nasional di tengah kondisi ekonomi global yang belum menentu akibat adanya
perang dagang.

Seperti
diketahui, pada tahun 2017, neraca perdagangan RI-Korsel mengalami surplus
sebesar US$78 juta dari total nilai perdagangan yang mencapai USD17 miliar.

Tahun
lalu, telah ditandatangani sejumlah MoU dengan potensi investasi sebesar USD6,2
miliar dalam rangkaian acara Indonesia-Korea Business and Investment Forum 2018. 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

GIIAS Hadirkan Informasi dan Inovasi Otomotif Terbaru Bagi Pelajar dan Mahasiswa Lewat Education Day

Rangkaian pameran otomotif GIIAS Bandung 2025 yang resmi dibuka pada 01 Oktober hingga 05 Oktober 2025 di Sudirman Grand...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img