Selasa, September 30, 2025

Tiga Perusahaan Teknologi dan Digital Serukan Pentingnya Industri Edtech Bagi Pendidikan di Indonesia

Must Read

Moneter.id – Education
Technology 
(Edtech) dikenal sebagai salah satu
bentuk transformasi pendidikan. Di Asia, Edtech semakin diminati dan
diimplementasikan di banyak negara. Dengan jumlah populasi sangat besar, luas
wilayah, dan kurang meratanya akses pendidikan berkualitas bagi semua orang,
teknologi menjadi salah satu harapan mengatasi isu pendidikan di Asia.

Menurut data dari
Internet World Stats, jumlah populasi pengguna internet di Asia yang mencapai
1.7 milyar.
Dengan Cina sebagai pengguna internet terbanyak di Asia,
industri Edtech di negara ini tumbuh paling pesat.

Yuanfudao merupakan unicorn
Edtech
 pertama di Cina, menyusul Baiju di India lalu Quipper yang
menguasai pasar Edtech di Jepang, Filipina, dan Indonesia.
Namun, persentase market value di Asia masih terbilang sedikit
bila dibandingkan negara-negara di kawasan barat.

Hal tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu internet high-bandwith yang belum
mumpuni, tingkat pendapatan rendah, dan juga penguasaan bahasa Inggris yang
masih kurang. Maka, banyak perusahaan Edtech di Asia yang
mempertimbangkan hal tersebut dalam bisnisnya.

Contohnya, di Indonesia,
pada tahun 2015 saat Quipper hadir pertamakali memberikan layanan bebas biaya
melalui Quipper School yang memudahkan guru dan siswa dalam mengatur kelas
secara daring dengan sistem Learning Management System.

Kemudian, menyusul
keluarnya layanan Quipper Video yang memudahkan siswa belajar mandiri
melalui video streaming yang penggunaan bandwith-nya
dapat disesuaikan dengan resolusi video dan kualitas jaringan internet.

Founding Member Quipper dan Country Manager Quipper Indonesia Takuya
Homma  mengatakan, sebagai
negara terbesar di ASEAN, Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan Edtech tercepat.
Saat Quipper masuk ke Indonesia 2015 lalu, belum ada pemain yang menyentuh
ranah konten pendidikan berbasis video streaming.

Sebagai pionir Edtech di
Indonesia, lanjut Takuya Homma, 
kami justru sangat mendukung perkembangan Edtech yang sangat
dinamis dengan hadirnya pemain yang semakin banyak.

“Kami berharap
industri Edtech di Indonesia semakin tumbuh sehat, tepat, dan
terarah,” ungkapnya.

Sementara, Founder Zenius, Sabda PS mengatakan, dengan dinamisnya
perkembangan dunia saat ini, sangat penting bagi peserta didik Indonesia untuk
memiliki keahlian kognitif, kemampuan dasar berpikir yang kuat, agar dapat terus
beradaptasi.  

”Kami membangun
arsitektur mobileeducational games untuk membantu para pelajar
dan pengajar sekaligus. Arsitektur ini nantinya dapat digunakan oleh berbagai
pihak untuk mendesain permainan edukasi mereka menggunakan pendekatan micro
learning
,” tambah Director
Education and Development Solve Education! Talitha Amalia.

Quipper, Zenius dan
Solve Education! ketiganya berfokus pada konten berkualitas dan sesuai dengan
kebutuhan pelajar di Indonesia. Konten dan tenaga pengajar atau guru dianggap
menjadi fondasi utama dalam industri Edtech, karena kedua hal
tersebut bagaikan dua sisi mata uang yang saling berhubungan satu sama lain.

 

(HAP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

Freeport-McMoRan Setuju Lepas 12 Persen Saham ke Indonesia ‘free of charge’

Perusahaan tambang internasional asal  Amerika Serikat, Freeport McMoran setuju melepas 12 persen sahamnya ke Indonesia tanpa dipungut biaya. “Mereka sudah...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img