Minggu, Oktober 5, 2025

Triwulan I/2019, PMI Manufaktur Indonesia Ada di Angka 52,65 Persen

Must Read

Moneter.id – Nilai
Prompt Manufacturing Index (PMI)
manufaktur
Indonesia yang dirilis oleh

Bank Indonesia (BI)
pada triwulan I/2019
berada di angka 52,65
%, lebih tinggi dari triwulan IV/2018 sebesar 52,58%.  Angka tersebut menunjukkan sektor industri manufaktur
berada pada level ekspansi
f.
Kondisi
ini juga
sejalan dengan pertumbuhan kegiatan usaha pada sektor industri manufaktur
pada triwulan I/2019.

Mulai
dari skala kecil hingga besar, pertumbuhan
sektor industri manufaktur selama
periode pemerintahan Jokowi-JK mengalami pertumbuhan signifikan
,” kata
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Jumat (12/04)
.

Dalam
jangka waktu 2014-2017,
industri
kelas menengah
mengalami petumbuhan sebanyak 5.898 unit, sehingga
semula pada 2014 jumlahnya 25 ribu
unit usaha menjadi 31 ribu unit usaha. Untuk sektor usaha
kecil, dalam empat tahun
terakhir, terjadi kenaikan pelaku usaha yang hampir di angka satu juta,” ungkap
Menperin.

Sementara itu, menurut publikasi survei PMI-BI, peningkatan usaha
sektor manufaktur
pada triwulan
I
/2019 diindikasikan dengan Saldo
Bersih Tertimbang (SBT)
pada kegiatan
usaha
industri
manufaktur
sebesar 1,00
% atau
lebih tinggi dibandingkan triwulan IV
/2018
yang
mencapai
0,32
%.

“Oleh karena itu, Kemenperin terus berkoordinasi dengan
kementerian dan lembaga lainnya untuk
semakin mendorong
sektor
industri manufaktur
agar
lebih berkontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional,
serta dapat mendukung stabilitas
sosial dan pengembangan sektor swasta yang dinamis,
paparnya.

Kemudian,
peningkatan kinerja industri manufaktur
sepanjang
triwulan I
/2019, juga didorong oleh
ekspansi pada sebagian besar komponen indeks pembentuk PMI, terutama indeks
volume pesanan, indeks volume produksi dan indeks persediaan barang jadi.
Indikator volume pesanan pada triwulan I
/2019
tercatat mengalami ekspansi dengan indeks sebesar 54,04
%.

Direktur
Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menyampaikan, peningkatan
kinerja industri manufaktur terutama didorong oleh meningkatnya permintaan
domestik dan kenaikan volume pesanan yang sejalan dengan persiapan Ramadan dan
Idul Fitri 2019.

“Berdasarkan
subsektor, ekspansi kinerja industri manufaktur terutama terjadi pada subsektor
industri kertas dan barang cetakan, industri makanan, minuman dan tembakau,”
ungkapnya.

Tingginya
permintaan dan volume produksi juga mendorong peningkatan persediaan barang
jadi. Indikator persediaan barang jadi periode triwulan I
/2019 berada pada fase
ekspansi dengan indeks sebesar 53,29%.

“Peningkatan
aktivitas produksi sektor industri manufaktur terindikasi berdampak pada
penggunaan tenaga kerja yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya,”
tutur Onny.

Sementara itu, indeks jumlah tenaga kerja pada triwulan I/2019 tercatat berada
pada level ekspansi sebesar 51,22
%.
Angka
tersebut naik dibandingkan triwulan IV
/2018
yang berada di level kontraksi dengan indeks sebesar 48,92
%.

Onny
menambahkan, kinerja postif sektor industri manufaktur diproyeksikan akan terus
berlanjut pada triwulan II
/2019.
Hal tersebut terindikasi dari PMI-BI yang diprakirakan tetap pada fase ekspansi
dengan indeks sebesar 53,21
%
pada periode tersebut.

Ekspansi
kinerja industri manufaktur pada triwulan II
/2019 diproyeksikan masih terjadi
pada subsektor yang sama, yaitu industri kertas dan barang cetakan
, industri makanan dan minuman, serta industri hasil tembakau dengan
indeks berturut-turut sebesar 55,16
%
dan 52,73
%,” tegasnya.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

GIIAS Hadirkan Informasi dan Inovasi Otomotif Terbaru Bagi Pelajar dan Mahasiswa Lewat Education Day

Rangkaian pameran otomotif GIIAS Bandung 2025 yang resmi dibuka pada 01 Oktober hingga 05 Oktober 2025 di Sudirman Grand...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img