Selasa, September 30, 2025

UMP di Venezuela Naik 60 Kali Lipat, Pengusaha Dilema

Must Read

Moneter.id – Dampak keputusan Presiden Venezuela,
Nicolas Maduro menaikkan upah minimum pekerja sebesar 60 kali lipat pada Sabtu
(18/8/2018). Kini pengusaha dihadapkan pada dua pilihan: menutup toko atau
menaikkan harga barang tetapi penjualan berpotensi menurun.

Pada sehari sebelumnya, Maduro telah memutuskan untuk
mendevaluasi mata uang bolivar sebesar 96% dari nilainya saat ini. Maduro juga
mematok bolivar dengan mata uang digital (cryptocurrency) Petro. Venezuela juga
berencana menggenjot pendapatan dari pajak untuk menyelamatkan perekonomian.

Langkah-langkah
tersebut sangat menakutkan bagi pebisnis yang sedang berusaha bertahan di
tengah hiperinflasi. Pemerintah telah mematok harga barang dari tepung sampai
popok dan melakukan kontrol mata yang yang merusak impor. Banyak pebisnis yang
memutuskan untuk menutup bisnis karena kebijakan ini.

Para
ekonom memperingatkan bahwa beberapa perusahaan akan bangkrut karena tidak
mampu menanggung kenaikan upah minimum bulanan dari 3 juta bolivar (US$ 0,5)
menjadi 180 juta bolivar (US$ 30), atau sekitar Rp 7.300 menjadi Rp 438 ribu.

Hal
tersebut kemungkinan akan meningkatkan pengangguran dan emigrasi massa bahan
bakar lebih lanjut yang telah melanda negara-negara tetangga Amerika Selatan.

Jhonny Herrera (41 tahun) pemilik toko
perangkat keras di Paraguana Peninsula di Venezuela utara, mengatakan ia harus
memecat dua karyawan karena ia tidak mampu membayar mereka, saat ini
pekerjaannya tinggal satu orang. Jhonny pernah memiliki 10 karyawan pada satu
dekade lalu ketika Venezuela booming harga minyak.

“Saya telah berpikir untuk menutup toko
untuk kebaikan, terlebih lagi dengan keputusan kenaikan [upah] ini. Saya
menahan diri karena anak Saya yang berusia 14 tahun, yang Saya akan tinggalkan
ini karena saya harus pindah terlebih dahulu,” kata Herrera, dikelilingi
oleh toko-toko yang telah ditutup setelah pemiliknya pindah dari Venezuela.

Untuk memperkecil masalah, Maduro berjanji
pemerintah akan menanggung tiga bulan kenaikan upah untuk usaha kecil dan
menengah. Namun dia tidak memberikan rincian dan masih belum jelas cara
pemerintah untuk bertanggung jawab, di tengah kondisi pemerintahan yang sedang
kekurangan uang dan kacau.

Sementara, Kementerian Informasi Venezuela
tidak menanggapi permintaan untuk penjelasan tentang rencana tersebut. Oposisi
pemerintah Venezuela terus menyerukan protes dan mogok nasional pada hari Selasa,
walaupun usaha tersebut tidak berdampak besar. 

Fedecamaras, Perwakilan Venezuela main business chamber mengatakan bahwa
pihaknya tidak memiliki perkiraan mengenai dampak dari langkah tersebut,
meskipun ekonom lokal memperkirakan adanya banyak korban.

“Upah minimum 180 juta bolivar dalam
situasi saat ini mengindikasikan penutupan terhadap ribuan perusahaan dan
membuat banyak orang menjadi pengangguran,” kata ekonom Luis Oliveros,
seperti dilaporkan Reuters dan
dikutip dari CNBC International.

Pemilik toko roti Luis Carballo, pria berusia
59 tahun yang telah bekerja di sektor roti selama 45 tahun, mengatakan dia akan
mencoba untuk tetap bertahan di tengah ketakutan.

“Saya harus menaikkan harga … Dan jika
saya tidak mulai menjual, produksi turun, dan Saya harus menangguhkan beberapa
karyawan Saya. Saya merasa sangat buruk,” kata Carballo, saat menyerahkan
roti kepada pelanggan di kota Andes dari San Cristobal.

 

(HAP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

Lepas Ekspor Produk Olahan Susu dari Cikarang, Mendag Busan : Ini Bukti Daya Saing Produk Mamin Indonesia

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melepas ekspor empat kontainer susu bubuk dan susu kental manis produksi PT Frisian Flag...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img