Update Pergerakan Harga Bitcoin dan Shiba Inu

Update Pergerakan Harga Bitcoin dan Shiba Inu

Moneter.id – Jakarta – Bitcoin seperti emas digital yang menawarkan dua pilihan yaitu sebagai alat investasi dan pembayaran. Namun, bitcoin ini belum tepat dikatakan sebagai alat pembayaran. Hal itu karena masyarakat belum dapat menerima bitcoin sebagai pembayaran dan tidak stabil. Bitcoin mulai dikenal di Indonesia sejak 2012. Bitcoin ini sangat digandrungi di China dan Amerika Serikat (AS). Bitcoin berkembang di China karena beberapa faktor.

SHIB telah berkembang melampaui statusnya sebagai meme coin dengan meluncurkan ShibaSwap, platform decentralized exchange (DEX) miliknya. Ekosistem Shiba Inu juga mencakup token lain seperti LEASH dan BONE, yang berfungsi dalam tata kelola dan staking di platform tersebut.

Selain itu, SHIB telah diterima sebagai metode pembayaran oleh berbagai merchant, termasuk pengecer elektronik Amerika, Newegg, yang menambahkan SHIB sebagai opsi pembayaran pada Desember 2021.

Dilansir dari Pintu Market, harga bitcoin hari ini rupiah 1.465.647.305 dengan volume perdagangan harian Bitcoin (BTC) mencapai Rp 1.590 triliun dalam 24 jam terakhir, menunjukkan penurunan sebesar 0,49 persen dibandingkan dengan satu hari sebelumnya. Kapitalisasi pasar Bitcoin adalah Rp33.034 triliun.

Harga shiba inu hari ini adalah Rp 0,22135494 dengan volume perdagangan harian Shiba Inu (SHIB) mencapai Rp 13,94 triliun dalam 24 jam terakhir, menunjukkan kenaikan sebesar 0,41 persen dibandingkan dengan satu hari sebelumnya. Kapitalisasi pasar SHIB adalah Rp 244,37 triliun.

Pergerakan Harga Bitcoin

Bitcoin, sebagai cryptocurrency pertama dan terbesar di dunia, telah menjadi pusat perhatian sejak diluncurkan pada tahun 2009 oleh sosok misterius dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Pergerakan harga Bitcoin yang fluktuatif sering menjadi topik pembicaraan di kalangan investor, analis keuangan, dan penggemar teknologi.

Pada Januari 2009, Satoshi Nakamoto menambang blok pertama Bitcoin, dikenal sebagai "blok genesis", menandai lahirnya cryptocurrency pertama di dunia. Pada tahap awal ini, Bitcoin tidak memiliki nilai moneter dan terutama diperdagangkan antar penggemar kriptografi.

Transaksi komersial pertama yang diketahui terjadi pada 22 Mei 2010, ketika Laszlo Hanyecz membeli dua pizza seharga 10.000 BTC. Peristiwa ini sekarang dirayakan sebagai "Bitcoin Pizza Day".

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Bitcoin

1. Permintaan dan Penawaran Sebagai aset dengan suplai terbatas (maksimum 21 juta koin), harga Bitcoin sangat dipengaruhi oleh dinamika permintaan dan penawaran. Ketika permintaan tinggi dan suplai terbatas, harga cenderung naik, dan sebaliknya.

2. Sentimen Pasar Berita positif seperti adopsi institusional, regulasi yang mendukung, atau inovasi teknologi sering mendorong kenaikan harga. Sebaliknya, berita negatif seperti larangan pemerintah atau serangan siber bisa menekan harga.

3. Peristiwa Halving Bitcoin Halving adalah peristiwa yang terjadi setiap empat tahun sekali di mana hadiah bagi penambang Bitcoin berkurang setengahnya. Ini mengurangi laju suplai Bitcoin baru dan sering dikaitkan dengan kenaikan harga jangka panjang.

4. Kondisi Ekonomi Global Ketidakstabilan ekonomi, inflasi, dan kebijakan moneter sering membuat Bitcoin dianggap sebagai "safe haven" atau penyimpan nilai. Pada saat ketidakpastian, permintaan terhadap Bitcoin cenderung meningkat.

5. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah Keputusan pemerintah tentang legalitas dan aturan penggunaan cryptocurrency berdampak langsung pada harga Bitcoin. Regulasi yang mendukung meningkatkan kepercayaan investor, sedangkan larangan atau pembatasan dapat menekan harga.

Tren Pergerakan Harga Bitcoin Sepanjang Sejarah

1. Awal Mula dan Kenaikan Pertama (2009-2013) Pada masa awal, Bitcoin hampir tidak bernilai dan hanya digunakan dalam komunitas kecil. Pada 2013, Bitcoin mulai dikenal luas dan mencapai harga $1.000 untuk pertama kalinya.

2. Bull Run dan Koreksi Besar (2017-2018) Bitcoin mengalami lonjakan harga hingga hampir $20.000 pada akhir 2017, didorong oleh antusiasme pasar dan adopsi yang semakin meluas. Namun, koreksi besar terjadi pada 2018, dengan harga turun lebih dari 80%.

3. Kenaikan Eksplosif dan Volatilitas (2020-2021) Pandemi COVID-19 mempercepat adopsi aset digital, dan Bitcoin melonjak hingga mencapai rekor tertinggi sekitar $69.000 pada November 2021. Lonjakan ini didorong oleh investasi institusional dan permintaan yang meningkat.

4. Penurunan dan Konsolidasi (2022-Sekarang) Setelah mencapai puncaknya, Bitcoin mengalami penurunan tajam akibat kebijakan moneter ketat, inflasi, dan ketidakpastian geopolitik. Harga Bitcoin berkonsolidasi, tetapi tetap menjadi aset crypto dengan kapitalisasi terbesar.

Prediksi Masa Depan Harga Bitcoin

1. Optimisme Jangka Panjang Banyak analis percaya bahwa Bitcoin akan terus meningkat nilainya seiring dengan adopsi yang semakin meluas dan suplai yang terbatas. Peristiwa halving berikutnya diprediksi akan menjadi katalis kenaikan harga berikutnya.

2. Risiko dan Tantangan Regulasi ketat, persaingan dengan cryptocurrency lain, dan tantangan teknologi bisa menjadi hambatan bagi pertumbuhan harga Bitcoin.

3. Potensi Kenaikan Institusional Jika lebih banyak institusi keuangan besar mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari portofolio investasi mereka, permintaan bisa meningkat signifikan dan mendorong harga naik.

Pergerakan Harga Shiba Inu

Shiba Inu (SHIB) adalah cryptocurrency yang diciptakan pada Agustus 2020 oleh individu atau kelompok anonim dengan nama samaran "Ryoshi". Terinspirasi oleh ras anjing Jepang Shiba Inu, SHIB sering dianggap sebagai "meme coin" dan pesaing potensial bagi Dogecoin.

Perkembangan Awal dan Lonjakan Harga 2021

Pada Mei 2021, pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, menyumbangkan lebih dari 50 triliun SHIB (senilai lebih dari $1 miliar saat itu) ke India COVID-Crypto Relief Fund. Langkah ini meningkatkan visibilitas SHIB di komunitas crypto. Pada Oktober 2021, harga SHIB mengalami kenaikan signifikan, meningkat sekitar 240% dalam satu minggu. Namun, pada awal November 2021, harga SHIB turun sekitar 55% dari nilai puncaknya.

Perkembangan Ekosistem dan Adopsi

SHIB telah berkembang melampaui statusnya sebagai meme coin dengan meluncurkan ShibaSwap, platform decentralized exchange (DEX) miliknya. Ekosistem Shiba Inu juga mencakup token lain seperti LEASH dan BONE, yang berfungsi dalam tata kelola dan staking di platform tersebut.

Selain itu, SHIB telah diterima sebagai metode pembayaran oleh berbagai merchant, termasuk pengecer elektronik Amerika, Newegg, yang menambahkan SHIB sebagai opsi pembayaran pada Desember 2021.

Pergerakan Harga Terkini

Pada Maret 2025, harga SHIB berada di sekitar $0.00001296 USD, dengan volume perdagangan 24 jam sebesar $492.486.319,23 USD. Harga ini menunjukkan stabilitas relatif setelah periode volatilitas yang signifikan.

Analisis Teknikal dan Sentimen Pasar

Analisis teknikal menunjukkan bahwa SHIB menghadapi level support kritis setelah penurunan 20% dalam satu minggu. Indikator Relative Strength Index (RSI) pulih dari wilayah oversold, mengindikasikan potensi pembalikan tren. Namun, distribusi oleh whale dapat menambah tekanan jual dalam jangka pendek.

Prediksi Harga dan Prospek Masa Depan

Prediksi harga SHIB untuk periode 2024-2030 menunjukkan potensi bullish dalam jangka pendek, dengan kemungkinan penurunan di masa mendatang. Bollinger Bands mingguan menunjukkan momentum bullish, dengan upper band stabil dan lower band mendekati garis harga, mengindikasikan kemungkinan kenaikan harga dalam waktu dekat.

Shiba Inu telah berkembang dari sekadar meme coin menjadi ekosistem yang lebih kompleks dengan platform DEX dan adopsi oleh berbagai merchant. Meskipun mengalami volatilitas harga, SHIB terus menarik perhatian investor dan komunitas crypto. Pergerakan harga masa depan akan dipengaruhi oleh faktor teknikal dan sentimen pasar, sehingga investor harus tetap waspada terhadap perkembangan terbaru.

Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.

Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.

Popular