Moneter.co.id – Kementerian Pertanian menggandeng lima
pakar pertanian dari Taiwan untuk mengembangkan model pertanian korporasi di
Kabupaten Karawang Jawa Barat guna mewujudkan swasembada pangan.
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Lahan Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, Taiwan merupakan negara agraris
yang maju di Asia sehingga memiliki pengalaman untuk mendukung program swasembada
pangan di Indonesia.
Menurut dia, pertanian korporasi di Karawang bertujuan
meningkatkan produktivitas lahan sawah irigasi di wilayah itu yang luasan
kepemilikannya terfragmentasi, menjadi satu kesatuan pengelolaan. “Langkah tersebut termasuk bagian program upaya khusus
(UPSUS) dalam rangka mencapai swasembada pangan,” katanya, Kamis (08/02).
Sebagai langkah awal kerjasama dalam pengembangan pertanian
korporasi tersebut Taiwan dan Indonesia menggelar “Workshop on
Demonstration Farm of Corporate Agriculture” di Karawang pada 6-7 Februari
2018.
Sementara, Ketua tim Council of Agriculture Taiwan, Hung
Chung Hsiu mengatakan, Indonesia memiliki kondisi geografis yang baik, tanah
yang subur, serta iklim yang baik sehingga idealnya mampu mewujudkan swasembada
pangan. “Tentu harus diraih dengan komitmen dan kerja
keras,” ujarnya.
Untuk mewujudkan itu, lanjutnya, pihaknya menugaskan lima
pakar yang ahli dalam irigasi, padi, peternakan, hortikultura, dan penyuluhan.
Mereka bersama para pakar Indonesia terutama dari Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk mendorong peningkatan produksi
pangan nasional.
Untuk mencapai itu, menurut dia, petani harus memperkuat
kelompok tani untuk meningkatkan kemampuan budidaya, promosi, dan pemasaran. “Dari kunjungan lapang ke lokasi demfarm di Jayakerta
menunjukkan banyak hal yang harus diperbaiki seperti sarana irigasi dengan
membangun dam parit dan saluran tersier,” ucap Hung.
Demikian pula sistem budidaya itik perlu berkelompok agar
usaha tani efisien. Sistem pemasaran juga perlu diperbaiki terutama pemerintah
harus menyediakan informasi pasar kepada petani.
Di sisi lain petani juga harus mampu membawa produk ke pasar
dalam kondisi optimal melalui pengemasan yang baik
Sementara itu Dedi Nursyamsi menambahkan, para peneliti
Indonesia harus mampu bekerjasama dengan baik dan menyerap teknologi dan
inovasi Taiwan untuk diterapkan di tanah air. “Pakar Indonesia harus mengkontekstualisasikan
inovasi dan teknologi mereka (Taiwan) dengan kondisi Indonesia,” katanya.
Kegiatan yang akan dikembangkan dalam kerjasama ini yaitu
normalisasi long storage dan
pembuatan dam parit, pengembangan budidaya padi, hortikultura, peternakan itik
hingga aspek pemasaran dan kelembagaan pertanian.
Menurut Dedi, hasil utama dari kegiatan kerjasama ini adalah
usaha tani yang memberikan kesejahteraan bagi petani. “Petani
harus modern, tapi juga untung. Jangan besar pasak daripada tiang,”
katanya.
(HAP)