Moneter.co.id – Penguatan yen yang cepat sejak awal tahun ini telah menjadikan mata uang asal Jepang ini sebagai
salah satu mata uang yang memperlihatkan kinerja terbaik sejauh ini. Beberapa
ahli dari Morgan Stanley dan ING menilai bahwa yen masih berpeluang untuk
menguat lebih lanjut dalam beberapa bulan ke depan.
Salah satu alasannya adalah kurangnya minat
investor terhadap dollar AS sebagai aset safe haven. Akibatnya,
pasangan USDJPY diperdagangkan turun mencapai 4,73% terhitung mulai 1 Januari
sampai 27 Februari.
Analis Morgan Stanley memperkirakan dollar AS
berpotensi diperdagangkan di level 101 yen pada kuartal terakhir tahun ini.
Lebih rendah dari level terendah awal 2018 di level 112.64.
Namun, kurangnya minat terhadap dollar sebagai
aset safe haven bukan satu-satunya alasan di balik apresiasi yen. Perekonomian
Jepang yang kuat juga menjadi salah satu penopang mata uang tersebut.
Sebagai
negara ekonomi ketiga terbesar di dunia, Jepang membukukan pertumbuhan kuartal
kedelapan dalam tiga bulan hingga Desember 2017. Ini merupakan pertumbuhan
terbaik dalam hampir 30 tahun.
Seperti yang dikutip CNBC, Kepala Ekonomi
Economist Intelligence Unit, Simon Baptist mengatakan, salah satu kejutan dari
pertumbuhan ekonomi global tahun 2017 adalah kuatnya kinerja Jepang yang
mendapatkan keuntungan dari meningkatnya permintaan global untuk ekspor Jepang.
Akibatnya,
lanjut Baptist, pengeluaran pemerintah meningkat dan likuiditas dari BoJ juga
meningkat. “Yen akan menjadi mata uang terkuat tahun
ini,” jelas Baptist.
(HAP)