Home Uncategorized Misi Dagang ke Mesir, Kopi dan Kelapa Sawit Sasar Pasar Ekspor Nontradisional

Misi Dagang ke Mesir, Kopi dan Kelapa Sawit Sasar Pasar Ekspor Nontradisional

0
7
a4a9810f2fb92114a9b21bdc76ea3fbf.jpg
Kelapa sawit | Foto: Ist

Moneter.co.id – Sukses meraup
transaksi sebesar USD 3,05 miliar pada misi dagang ke Jepang dipimpin Menteri
Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, Kementerian Perdagangan kini menyasar
pasar ekspor nontradisional untuk produk unggulan kopi dan kelapa sawit.
Dipimpin Dirjen PEN Arlinda, misi dagang berlangsung pada 5-8 Desember 2017 di
Kairo, Mesir.

“Dengan
misi dagang ini, Indonesia berupaya meningkatkan ekspor ke negara-negara
nontradisional. Produk unggulan yang dibawa melalui misi dagang ini adalah kopi
dan kelapa sawit. Selain itu, Indonesia juga bermaksud mengidentifikasi potensi
dan hambatan perdagangan antara Indonesia dan Mesir serta mempererat hubungan
dagang kedua negara,” jelas Arlinda disiaran persnya, Rabu (06/12).

Misi dagang
kali ini memboyong 15 perusahaan Indonesia dari berbagai sektor, antara lain
kelapa sawit, kopi, kakao, lada, kertas, dan jasa (surveyor dan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition/MICE).

Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kopi Indonesia ke Mesir pada tahun
2016 mencapai USD 41,25 juta. Kopi Indonesia merupakan produk terbesar yang
dibeli buyer Mesir pada Trade Expo Indonesia 2017 dengan transaksi sebesar USD
30 juta. Ekspor kelapa sawit ke Mesir pada tahun yang sama mencapai USD 657,28
juta, sedangkan ekspor kelapa sawit Indonesia ke dunia mencapai USD 18,1
miliar.

“Masih
banyak peluang ekspor kopi dan kelapa sawit ke Mesir. Untuk itu, diharapkan
melalui misi dagang ini, kita bisa meningkatkan ekspor kedua komoditas tersebut
lebih besar lagi ke Mesir,” tandas Arlinda.

Total
perdagangan Indonesia-Mesir pada tahun 2016 mencapai USD 1,46 miliar dengan
nilai ekspor Indonesia sebesar USD 1,1 miliar dan impor USD 352 juta. Dengan
demikian Indonesia surplus USD 758,3 juta. Sementara itu, total perdagangan
kedua negara periode Januari-September 2017 tercatat mencapai USD 1,12 juta
atau surplus bagi Indonesia sebesar USD 726,10 juta.

Ekspor utama
Indonesia ke Mesir yaitu palm oil, yarn of artificial staple fibres, margarine, coffee, pneumatic tires of
rubber
, coconut (copra), dan uncoated paper. Sedangkan impor utama
Indonesia dari Mesir meliputi mineral (chemical
fertilizers
), aluminum calcium
phosphates
, molasses from the
extraction of sugar
, dates, dan citrus fruit.

Selama
periode 2011-2016 nilai investasi Mesir di Indonesia tercatat sebanyak 30
proyek dengan nilai investasi sebesar USD 4,32 juta. Sedangkan pada tahun 2017
(Q3) investasi Mesir tercatat sebanyak 11 proyek senilai USD 474,20 ribu.
Investasi utama Mesir yaitu di sektor industri (tekstil, kayu, kertas) dan
sektor jasa (perdagangan dan reparasi, serta hotel dan restoran).

“Misi
dagang ini juga merupakan kesinambungan dari misi dagang ke pasar
nontradisional lainnya yang dilakukan Kemendag sebelumnya, yaitu ke Afrika
Selatan dan Nigeria pada 20-26 Juli 2017 lalu. Selain itu, dengan penduduk
sebanyak 104 juta jiwa, Mesir merupakan pasar yang sangat potensial,”
tandas Arlinda.

Rangkaian Kegiatan Misi Dagang

Berbagai
kegiatan dan pertemuan akan dilakukan dalam rangkaian misi dagang ini. Para
pelaku usaha dijadwalkan bertemu dan berinteraksi dengan mitra bisnisnya dalam
kegiatan Forum Bisnis dan One On One Business Matching. Para pelaku usaha juga
akan mengunjungi importir kopi di Mesir.

Selain itu,
Arlinda dijadwalkan bertemu dengan First Undersecretary, Trade Agreement
Sector, Ministry of Trade Mesir, Saied Abdallah. Pertemuan ini dimaksudkan
untuk terus mempererat hubungan bilateral kedua negara.

Saat ini
Mesir menempati urutan ke-1 sebagai negara tujuan ekspor Indonesia ke benua
Afrika, atau menempati urutan ke-26 tujuan ekspor Indonesia ke dunia. Sedangkan
sebagai negara sumber impor Indonesia dari benua Afrika, Mesir menempati urutan
ke-3 Afrika, atau menempati urutan ke-36 sebagai sumber impor Indonesia dari
dunia

“Dengan
misi dagang ini, diharapkan dapat meminimalisasi hambatan perdagangan yang ada,
sehingga ekspor ke Mesir pada khususnya, dan ekspor ke negara-negara
nontradisional pada umumnya dapat terus meningkat,” pungkas Arlinda. (TOP)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here