Moneter.id – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S
Pane menyatakan bahwa Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola diminta mengusut
dugaan politik uang dalam pertemuan para anggota Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia (PSSI) dengan Komite Eksekutif PSSI di Jakarta, pekan lalu.
“Ini kasus aktual. Satgas jangan hanya berkutat
mengusut kasus-kasus lama, kasus baru pun harus diusut, bahkan kasus baru ini
lebih mudah untuk ditemukan alat buktinya,” Neta di Jakarta, Kamis (24/1).
Seorang peserta pertemuan yang disamarkan namanya
dalam salah satu acara televisi menyebut setiap peserta yang hadir disodori
draf mosi tidak percaya untuk menjatuhkan Edy Rahmayadi dan disodori uang serta
tiket pesawat.
Neta menilai apabila testimoni tersebut benar
adanya, uang yang dibagikan untuk menggalang mosi tidak percaya termasuk
politik uang, bahkan dapat digolongkan sebagai bagian mafia sepak bola.
Pengusutan kasus itu, dapat dimulai dengan menggali
data, yakni siapa orang yang memberikan testimoni dalam salah satu acara
televisi itu. “Syaratnya, orang tersebut harus mendapat
jaminan perlindungan. Satgas bisa menggandeng LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi
dan Korban). Dari sini, Satgas akan mendapatkan data valid untuk melakukan
pengusutan lebih lanjut,” tutur Neta.
Satgas pun dapat memanggil para peserta pertemuan
PSSI itu untuk mendapatkan keterangan sebagai bahan pengusutan.
Selain itu, Neta berpendapat pengurus PSSI saat ini
terkontaminasi pengaturan pertandingan sehingga tidak layak mencalonkan diri
kembali untuk memimpin PSSI.
“Mereka yang pernah diperiksa itu sudah
berpotensi menjadi tersangka. Bagaimana kalau terpilih menjadi pengurus PSSI
kemudian menjadi tersangka? Tentu semua akan repot,” tutur Neta.
Saat ini Satgas Antimafia Bola telah menetapkan 11
orang sebagai tersangka suap pengaturan pertandingan, antara lain anggota
Komite Eksekutif PSSI Johar Lin Eng dan anggota Komisi Disiplin PSSI Dwi
Irianto. (Ant)