Moneter.id – Siti
Hediati Hariyadi, atau yang akrab disapa Titiek Soeharto menyatakan, keinginan
kuat dari masyarakat untuk perubahan tak lagi dapat dibendung. Hal itulah yang
menyebabkan calon presiden Prabowo Subianto selalu disambut dengan meriah, dan
masyarakat dalam jumlah puluhan ribu pun tumpah ruah, bersedia berjejal-jejal
untuk mengelu-elukannya.
“Sambutan
meriah terhadap Prabowo di setiap daerah yang dikunjunginya itu sangat jelas
merupakan spontanitas masyarakat. Semoga saja semua itu turut memberikan
dorongan semangat yang besar buat kita memenangkan Pemilu ini,” kata Titiek saat
berkunjung dan melakukan peletakan batu pertama dibangunnya Pasar Desa Modern
di Desa Trirengo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (30/03).
“Bukan
untuk kepentingan Pak Prabowo atau Pak Sandi, melainkan kepentingan bangsa
Indonesia ke depan,” ujarnya.
Pasar
tersebut dibangun sebagai bantuan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri atau
Damandiri, dimana Mbak Titiek menjadi salah seorang pembinanya. Dengan bantuan
Yayasan Damandiri pula, Desa Trirenggo sudah lama mengentas sebagai desa
mandiri lestari.
Titiek
juga meyakini, sambutan meriah dari rakyat itu juga mencerminkan bahwa rakyat
sudah sangat rindu dengan pemimpin amanah dan kapabel. Pemimpin yang punya
kemampuan untuk melakukan perbaikan bagi Indonesia ke depan, yakni yang bisa
membangun bangsa, segera mengentaskan kemiskinan dan memerangi kebodohan agar
Indonesia bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
“Karena
itu, pemilih harus memilih pemimpin yang pas dengan hati nurani Bapak Ibu
semua,” kata Titiek sembari menekankan bunyi pada kata ‘pas’ yang ia katakan.
Dengan
tekad untuk maju itu pula, kata Titiek, pihaknya terus mengembangkan desa
Trirenggo, dengan membangun pasar modern setelah desa itu tergolong menjadi
desa mandiri-lestari. Ia berharap, hal itu bisa memberikan lapangan kerja dan
menghidupkan ekonomi masyarakat sekitar.
Desa
Trirenggo merupakan desa binaan Yayasan Damandiri yang telah mengentas menjadi
desa mandiri lestari. Menurut Kepala Desa Trirenggo, Munawar, dengan bantuan
intensif yang dilakukan Damandiri, desa itu berhasil mengurangi jumlah keluarga
miskin.
“Dari
1700 kepala keluarga (KK) yang tergolong miskin di akhir November 2016, jumlah
keluarga miskin kini tinggal 837 KK saja,” kata Munawar.
Tak
hanya menggerakkan perekonomian masyarakat dengan pendampingan perkonomian dan
memberikan akses modal, Damandiri pun kerap memberikan sumbangan social. Dalam
kesempatan itu pun, Ketua Yayasan Damandiri Soebiyakto Cakrawerdaya menyatakan
pihaknya membantu masyarakat Trirenggo membangun 44 homestay, semenisasi lantai
dan bedah rumah untuk 35 unit rumah, bantuan pembangunan jamban di 235 rumah,
pemberian akses modal murah kepada para pedagang kecil dan sebagainya.
Untuk
lebih meningkatkan kesejahteraan warganya, bekerja sama dengan Damandiri, kini
Desa Trirenggo sudah menyiapkan tanah seluas 7 hektare untuk pembangunan desa
wisata.
Tidak
hanya dihadiri warga masyarakat setempat, peletakan batu pertama pembangunan
pasar modern itu juga dihadiri warga empat desa lainnya yang juga mendapatkan
bantuan dan pemdampingan Damandiri, antara lain untuk para anggota Koperasi
Unit Desa (KUD) Desa Mandiri Lestari Krambilsawit di Kecamatan Saptosari,
Gunung Kidul.
“Yayasan
Damandiri merupakan yayasan yang didirikan Pak Harto untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini sejalan
cita-cita Pak Harto yang selalu peduli dengan rakyatnya. Beliau ingin semua
masyarakat terus meningkat kesejahteraannya,” kata Titiek.