Moneter.id
–
Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor
Nasional (PEN) menggandeng pelaku usaha makanan dan minuman (mamin) untuk menggenjot
ekspor komoditas produk andalan Indonesia ini.
Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal PEN Kasan saat
melakukan kunjungan di Kantor Pusat Mayora Group di Jakarta, pada Kamis (5/6/2020).
“Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat di
lapangan dalam pemetaan peluang dan tantangan ekspor tersebut, kami akan
melakukan kunjungan ke beberapa eksportir utama nasional di Jabodetabek, salah
satunya PT Mayora Indah,” ujar Kasan.
Menurut Kasan, PT Mayora dan eksportir lainnya sedang
menghadapi tantangan ekspor yang berat yaitu COVID-19 di dunia. Hal ini
menyebabkan adanya berbagai kebijakan pembatasan sosial atau lockdown/karantina
wilayah yang diberlakukan banyak negara tujuan ekspor, termasuk negara pemasok
bahan baku di dunia.
Namun, adanya pembatasan tersebut tidak menyurutkan
rencana ekspor. Bahkan produk mamin ini sangat dibutuhkan dunia. Di antaranya
untuk meningkatkan imunitas dan stamina kesehatan masyarakat sehingga akan
mengakibatkan terjadinya lonjakan signifikan perjualan, khususnya perdagangan
melalui daring (e-commerce).
Hasil kunjungan ini akan dijadikan bahan masukan utama
Kemendag dalam pengelolaan informasi pasar dan produk ekspor. Data tersebut
digunakan untuk melayani pelaku usaha pada “Help Desk Ekspor Kemendag” yang
dikelola Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian
Perdagangan.
“Dari kunjungan kerja ini pemerintah dapat tetap
meningkatkan ekspor di tengah pandemi dengan menggandeng pelaku bisnis seperti
PT Mayora Indah Tbk dan membuat straregi besar ekspor dalam memanfaatkan
peluang dan tantangan ekspor hingga pasca pandemi. Selain itu, Kemendag juga
dapat memperoleh gambaran besar sebagai langkah konkrit yang dapat dilakukan
Kemendag dalam memfasilitasi pengembangan ekspor (produk dan pasar) dan yang
dapat dilakukan perwakilan perdagangan di luar negeri dalam memfasilitasi
pengembangan ekspor, termasuk penyelesaian hambatan di negara tujuan
eskpor,” ungkap Dirjen Kasan.
Kasan juga mengungkapkan, pada 2020 IMF memperkirakan
pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami tekanan cukup kuat. Tekanan tersebut
diakibatkan pandemi COVID-19 yang melanda berbagai negara di dunia termasuk
pasar ekspor tradisional Indonesia. Negara tujuan ekspor terbesar Indonesia,
seperti Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi negara yang terdampak cukup parah.
“Untuk menjaga kinerja ekspor Indonesia tetap
tumbuh positif, Kemendag akan membidik peluang baru melalui ekstensifikasi
negara tujuan ekspor ke negara-negara di wilayah Timur Tengah, Afrika, dan
Amerika Selatan termasuk Eropa,” tutup Kasan.
PT Mayora Indah Tbk, merupakan salah satu eksportir
terbesar nasional yang memiliki lebih dari 80 jaringan distributor utama di
dunia serta mengekspor ke lebih dari 100 negara.
Pada Februari 2020, perusahaan ini telah mengekspor
lebih dari 250 ribu kontainer mamin olahan ke berbagai negara. Produk utama
Mayora di antaranya makanan minuman olahan dengan merek Kopiko, Torabika,
Danisa, Energen, Beng-beng, Malkist, dan Le Mineralle.
Pangsa pasar ekspor makanan olahan Indonesia di dunia
tercatat sebesar 1,20% pada 2019. Pada periode tersebut, neraca perdagangan
makanan olahan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 2,27 miliar.
Pada 2019, ekspor makanan minuman olahan Indonesia
tercatat sebesar USD 4,15 miliar, naik 3,54% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara pada periode Januari-Maret 2020, ekspor produk andalan ini tercatat
sebesar USD 951,11 juta atau naik 5,84% dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya.
Tren ekspor makanan minuman olahan Indonesia lima
tahun terakhir (2015-2019) tercatat sebesar 8,99%, dimana ekspor pada 2015
sebesar USD 3,01 miliar dan pada 2019 sebesar USD 4,15 miliar.
Produk makanan minuman olahan Indonesia dengan nilai
ekspor tertinggi pada 2019 yaitu makanan minuman olahan berbasis kopi sebesar
USD 429,45 juta (10,35%); olahan ikan sebesar USD 411,05 juta (9,91%); berbagai
jenis makanan olahan sebesar USD 390,09 juta (9,40%); camilan wafer dan wafel
mengandung kakao sebesar USD 322,88 juta (7,78%); dan olahan udang sebesar USD
309,72 juta (7,47%).
Sementara negara tujuan ekspor terbesar produk makanan
minuman olahan Indonesia beserta pangsa pasarnya pada 2019 yaitu Filipina
sebesar USD 779,88 juta (18,80%); Amerika Serikat sebesar USD 730,44 juta
(17,61%); Malaysia USD 261,99 juta (6,32%); Tiongkok sebesar USD 249,00 juta
(6,00%); dan Jepang sebesar USD 224,60 juta (5,41%).