Moneter.id – Tenaga Ahli Utama Kantor
Staf Presiden (KSP) Ade Irfan Pulungan menegaskan bahwa pengangkatan
Abdi Negara Nurdin (Abdee Slank) sebagai Komisaris PT Telkom Indonesia
(Persero) Tbk tidak boleh disepelekan.
“Abdee Slank merupakan
sosok yang dibutuhkan oleh Telkom,” kata Ade, Minggu (30/5).
Katanya, Abdee adalah
sosok yang tepat untuk menjabat sebagai komisaris karena gitaris Slank itu
sosok visioner dan pekerja keras, khususnya dalam menghadapi era disrupsi
digital.
Ade menambahkan kalau
visi dan ide kreatif Abdee sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam menghadapi
tantangan bisnis di era digital.
Baca juga: Hasil RUPST Telkom: Bagi-bagi dividen hingga
rombak jajaran Komisaris dan Direksi
“Untuk menghadapi
disrupsi teknologi dan digital, tidak hanya dibutuhkan ahli-ahli di bidang
teknologi informasi (TI), namun juga diperlukan sosok yang bisa memanfaatkan
kemajuan teknologi guna menghadirkan industri kreatif,” ujar Ade.
Menurutnya, Telkom bukan
hanya perusahaan teknologi yang bergerak di bidang perangkat dan infrastruktur
telekomunikasi, namun juga merambah di industri kreatif. Ia memberi contoh
anak-anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang konten seluler, e-commerce,
dan lainnya.
Lebih jauh, Ade juga
menyayangkan tuduhan sejumlah pihak yang menilai pengangkatan Abdee lantaran
sempat menjadi relawan Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada pemilu 2019.
Ia yakin Abdee bisa
memberikan sumbangsih berupa masukan yang belum pernah terpikirkan sebelumnya
oleh perusahaan.
“Abdee memiliki banyak
pengalaman bisnis baik dalam industri musik maupun digital teknologi, juga
sosial lingkungan,” paparnya.
Beberapa pengalaman
Abdee yang dijabarkan Ade adalah masuk sebagai Tim Pakar Ditjen HKI Kemenkumham
untuk pembuatan UU Hak Cipta & pembentukan Lembaga Manajemen Kolektif
Nasional (LMKN) pada 2013 dan menjadi Anggota Badan Pengawas Pengelolaan Sampah
Nasional, Kementerian LHK pada 2016.
“Maka seharusnya
penilaian masyarakat kepada Abdee Slank haruslah secara objektif. Saya sebagai
eks Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) saat Pilpres 2019
lalu, meminta masyarakat tidak terjebak pada dikotomi pendukung Jokowi atau
Prabowo lagi,” ujarnya.