MONETER – PT
Link Net Tbk (LINK) mencatatkan laba bersih Rp141,26 miliar di semester
I/2022. Raihan turun 70,06% dibanding periode sama tahun sebelumnya yang
mencapai Rp471,77 miliar.
“Laba per saham dasar anjlok ke level Rp51,
sedangkan akhir Juni 2021 berada di level Rp171,” tulis keterangan resmi
perseroan, Rabu (30/8/2022).
Tulisnya, untuk pendapatan hanya turun 1,2% menjadi Rp2,109 triliun karena
pendapatan pita lebar internet dan jaringan tergerus 0,69% menjadi Rp1,005
triliun. “Pendapatan televisi kabel turun 3,3% menjadi Rp996,72 miliar,”
tulisnya lagi.
Namun, beban pokok pendapatan dapat ditekan 12,9% menjadi Rp384,97 miliar.
Sehingga laba kotor meningkat 0,64% menjadi Rp1,724 triliun. Sementara beban
penjualan bengkak 32,9% menjadi Rp210,12 miliar.
Kemudian, beban umum dan administrasi naik 40% menjadi Rp462,21
miliar. Terlebih, beban penyusutan meningkat 32,3% menjadi Rp691,82
miliar. Kian tertekan, beban keuangan naik 60,9% menjadi Rp140,84 miliar.
Akibatnya laba sebelum pajak penghasilan anjlok 67,5% sisa Rp199,13 miliar.
Lalu, untuk pinjaman bank jangka pendek bertambah 296% dibanding akhir
tahun 2021 menjadi Rp1,969 triliun. Demikian juga dengan utang usaha
kepada pihak jangka pendek naik 180% menjadi Rp1,347 triliun.
Sehingga kewajiban bengkak 18,3% menjadi Rp5,324 triliun. Sedangkan ekuitas
meningkat 2,8% menjadi Rp5,397 triliun. Alhasil aset tumbuh 10% menjadi
Rp10,721 triliun.
Untuk diketahui, pada tahun 2022, Link Net menganggarkan belanja modal atau
capital expenditure (capex) senilai
Rp3,07 triliun. Rencanananya dana belanja modal ini sebagian besar akan
dilakukan untuk ekspansi ke kota baru, seperti ekspansi ke Sukabumi dan
Purwokerto.
Selain untuk ekspansi, belanja modal perseroan juga akan dialokasikan untuk
penyediaan modem dan wifi routers di rumah pelanggan. Sementara itu, sebagian
besar dana capex yang lain dialokasikan untuk migrasi jaringan LINK dari
tiang-tiang PLN, dan untuk melakukan pembaruan (upgrade) serta maintenance.