Moneter.co.id – Keputudan pailit terhadap Sujaya Group diyakini akan berdampak bagi kehidupan peternak serta petani di Kalimantan Barat (Kalbar). Hal ini karena kehadiran perusahaan tersebut memiliki multiplier effect yang sangat luas di bidang ekonomi.
Sekretaris Serikat Pekerja Sujaya Group Bambang Muyantono berharap usulan penyelesaian kewajiban pembayaran utang (PKPU) Sujaya Group dapat diterima seluruh kreditur dan disahkan hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
“Tidak hanya karyawan yang jumlahnya sekitar 2.500 orang, tetapi juga terdapat 3.000 mitra kerja yang berasal dari peternak ayam dan petani jagung yang selama ini memasok kebutuhan bahan baku industri pakan ayam yang bergantung kepada perusahaan ini di Kalimantan Barat,” ujarnya di Jakarta, Kamis (6/7).
Menurutnya, perusahaan ini memiliki unit produksi telur yang didukung kandang modern, unit produksi benih ayam, unit pakan ternak, bahkan unit pemotongan ayam seluruhnya terintegrasi dari hulu serta hilir serta didukung mitra dari kalangan petani dan peternak.
Selain itu, perusahaannya selama ini mayoritas merekrut tenaga lokal yang banyak berkerja di peternakan baik sebagai pengelola kandang maupun, pengumpul telur, bahkan untuk wanitanya banyak yang bekerja di tempat pemotongan ayam, serta sebagian besar merupakan lulusan SLTA/SMK.
Ia mengatakan perusahaannya juga bekerja sama dengan sebagian besar petani jagung di Bengkayang, Kalimantan Barat. Petani jagung di kawasan tersebut selama ini menjadi pemasok tetap perusahaan bagi kebutuhan pakan ternak.
“Kapasitas produksi kami untuk pakan ternak 20.000 ton per bulan, sebanyak 10.000 ton (separohnya) berasal dari jagung yang diambil dari petani jagung di Bengkayang,” ujarnya.
Bambang menjelaskan, kalau selama ini perusahaan juga telah berhasil menggandeng masyarakat dayak untuk menjadi mitra kerja sebagai pemasok kebutuhan benih jagung di mana kalau sebelumnya di Kalbar banyak masyarakatnya yang mencari pekerjaan sebagai TKA di negara tetangga Malaysia, dengan hadirnya perusahaan kini banyak yang berkerja sebagai mitra petani maupun karyawan Sujaya Group.
“Saya khawatir kalau perusahaan ini sampai dipailitkan maka dampaknya akan dirasakan pada ekonomi Kalimantan Barat angka pengangguran pastinya akan membengkak serta petani jagung akan kesulitan untuk memasarkan panennya,” kata Bambang.
Sekedar informasi, Sujaya Group awalnya bergerak dalam bisnis budi daya ayam petelur dari awalnya 5.000 ekor ayam, menjadi 1.500.000 ekor ayam dengan produksi telur mencapai 45 ton per hari.
Untuk wilayah Kalbar sendiri Sujaya Group memasok 40 persen kebutuhan telur, serta 25 persen bibit ayam pedaging; dan 92% bibit ayam petelur.
Sujaya Group memiliki pabrik di atas lahan 11 hektar menggunakan teknologi modern mampu menghasilkan pakan mencapai 25.000 ton per bulan untuk memenuhi kebutuhan pakan unggas, ikan, dan lain sebagainya.