Moneter.co.id – Sebanyak 100
karya kartunis dari berbagai wilayah dunia akan mengikuti pameran kartun tembakau
“International Tobacco Cartoon Exhibition 2017” di Wisma Perdamaian,
Kota Semarang.
“Dari 609 karya yang masuk, kami
seleksi dan pamerkan 100 karya di sini,” kata Ketua Panitia
“International Tobacco Cartoon Exhibition 2017” Abdul Arif, di Semarang,
Senin (20/11).
Deretan nama
kartunis asing terlihat di antara karya-karya yang dipamerkan, seperti
Alexander Dubovski (Ukraina), Arturo Rosas (Meksiko), Jose Raymundo Costa do
Nascimento (Brazil), Sun Sheng Ying (China), dan Fawzy Morsy dari Mesir.
Menurut Arif keterbatasan tempat
membuat tidak semua karya yang sudah dikirimkan ratusan kartunis itu bisa
dipamerkan dalam ajang yang berlangsung dua hari, yakni 20-21 November 2017
itu.
Namun, kata dia, seluruh karya tetap
akan dipamerkan di laman dan media sosial untuk mengampanyekan perlindungan
terhadap nasib petani tenbakau, apalagi setelah ini rencananya ada pameran
lagi.
“Semua karya akan kami
publikasikan di website dan medsos sebagai kampanye perlindungan petani
tembakau. Sebab, memang itu tujuannya sesuai dengan tema,” katanya.
Tema yang diangkat, kata kartunis
Ketua Gold Pencil yang bukan perokok itu, mengangkat tema “Save The
Tobacco Growers (Selamatkan Petani Tembakau)”.
Meski sudah ditentukan temanya, kata
dia, masih ada segelintir kartunis yang mengirimkan karya tidak sesuai dengan
tema yang diharapkan.
Pameran ini merupakan serangkaian
kegiatan peringatan World Tobacco Grower’s Day 2017 yang diselenggarakan oleh
Gold Pencil, Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), dan Serikat Pekerja
Lintas Media (SPLM) Jawa Tengah.
Dari 100 karya yang dipamerkan, kata
dia, ada 10 karya pilihan yang merupakan hasil karya empat kartunis Indonesia,
dua kartunis Ukraina, kemudian India, Turki, Montenegro, dan Meksiko
masing-masing satu kartunis.
“Pengiriman karya termasuk
singkat karena hanya dua minggu. Namun, ternyata peminatnya membeludak dan kami
juga harus seleksi. Ini (seleksi, red.) wajar mengingat tema yang diangkat
cukup sensitif,” kata Arif.
Adapun seleksi karya pameran
melibatkan kartunis senior Semarang, Jitet Koestana dan Suratno yang telah
dilakukan pada Jumat (17/11).
Menurut Jitet, kebanyakan karya yang
masuk berkualitas, dan yang paling menarik adalah fenomena anak-anak SMP yang
ikut masuk seleksi. “Mereka menyajikan tema petani tembakau dalam kemasan
kartun yang cerdas. Padahal, mereka kan masih usia belia,” katanya.
Demikian pula
dengan kartunis luar negeri, Jitet mencontohkan karya Musa Gumus asal Turki
sangat cerdas. “Ketika petani menanam tembakau dengan hati,? ada sosok
berjas hitam menyirami petani dengan racun,” katanya.
Sementara
itu, Ketua APTI Soeseno mengatakan peringatan petani tembakau dunia mestinya
diperingati setiap 29 Oktober dan biasanya dimeriahkan dengan pawai budaya.
“Tahun ini, ada serangkaian acara
salah satunya International Tobacco Cartoon Exhibition 2017. Saya lihat ini
menarik dan menggelitik. Karya ini akan kami bawa ke dunia internasional.
Petani Indonesia adalah bagian dari International Tobacco Growers
Association,” katanya. (HAP/Ant)