Moneter.id – Panitia
Pelaksana Indonesia 2018 Asian Para Games, INAPGOC, menggelar Para Village
Festival untuk menandai dimulainya hitung mundur 100 hari pelaksanaan Asian
Para Games 2018 di Para Athlete Village, Kemayoran, Kamis (28/6).
Perayaan
ini dihadiri oleh atlet paracycling Indonesia, M Fadli, pasangan selebriti Mona
Ratuliu dan Indra Brasco, yang juga membawa anak-anak mereka, serta dimeriahkan
oleh penampilan Jambe POTADS (Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome)
Percussion dan penyanyi cilik yang juga penyandang tuna netra, Zizi, serta
perwakilan dari relawan.
Penampilan
Jambe POTADS Percussion, yang beranggotakan anak-anak penyandang sindroma Down,
membuka acara hitung mundur yang juga didukung oleh BRI ini. Aksi mereka pun
mendapat sambutan meriah dari peserta.
Meski
tak terlalu asing dengan dunia olahraga karena anak-anaknya ikut kegiatan olahraga,
Mona Ratuliu mengaku bahwa ini adalah pertama kalinya dia berinteraksi secara
langsung dengan olahraga disabilitas.
Baca
juga: Kejar Limit demi Asian Para Games dan Paralimpiade Tokyo
“Ini
pengalaman pertama kami dan pastinya kami tidak lupa untuk membawa anak-anak.
Kami hadir di sini karena sangat terinspirasi dengan acaranya dan atletnya.
Pulang dari sini kami pasti akan langsung cari video tentang Para Games
terdahulu di YouTube,” kata Mona.
Selain
itu, lanjut Mona, kami juga ingin menonton langsung karena kami ingin
mengajarkan semangat pantang menyerah dan juga ketangguhan mental. Nah, kalau
melihat atlet yang berlaga di Asian Para Games, anak-anak bisa belajar secara
langsung.
“Makanya,
slogan the Insipiring Spirit and Energy of Asia itu tepat sekali,” ujar Mona.
Sementara
itu, Fadli juga berbagi pengalamannya hingga bisa beralih dari pembalap motor
menjadi atlet paracycling. Kecelakaan saat balapan membuat Fadli kehilangan
kaki kirinya karena harus diamputasi. Namun, semangat kompetisi tak pernah
luntur dari dirinya.
“Saya
ikut karate waktu SD, lalu di SMP ikut taekwondo. Waktu kelas 1 SMA, saya mulai
tertarik dengan balap motor. Setelah kecelakaan, saya tidak tahu mau ngapain.
Tapi jiwa kompetisi saya masih kuat. Awalnya, saya main sepeda untuk
mengembalikan kondisi fisik setelah istirahat total selama setahun,” kata
Fadli.
Suatu
hari, Fadli bertemu dengan Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari, yang saat
ini juga menjabat sebagai Ketua INAPGOC. Dia bercerita, Okto kemudian
mengajaknya menjadi atlet paracycling Indonesia yang pertama. Hanya berlatih
selama tiga bulan, Fadli kemudian langsung mewakili Indonesia di Kejuaraan
Balap Sepeda Asia 2017 di Bahrain.
Lain
lagi pengalaman Priskawila, relawan yang terlibat dalam gelaran Indonesia Para
Games Invitational Tournament. Dia mengatakan bahwa keterlibatan di gelaran
Asian Para Games 2018 sangat bagus untuk mengasah kepekaan social.
“Kalau
ikut event lain biar hits, biar bisa nonton gratis. Tapi, kalau ikut kegiatan
Asian Para Games ini tepat untuk mengasah kepekaan sosial kita,” ujarnya.
Para
Village Festival akan menjadi kegiatan rutin selama penyelenggaraan Indonesia
Para Games Invitational Tournament, yang mendapat dukungan penuh dari BRI,
sebagai salah satu sponsor utama Asian Para Games 2018, pada 6-13 Oktober 2018.
(TOP)