Moneter
–
PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mencatat rugi sebelum pajak sebesar Rp132 miliar
di semester I-2021. Penurunan laba bersih disebabkan transformasi perseroan
menjadi bank digital.
”Perseroan terus mengalokasikan belanja modal untuk
investasi di sisi teknologi, pengembangan sumber daya, dan juga pengembangan
aplikasi agar sesuai dengan kebutuhan pengguna, termasuk biaya promosi,” kata Direktur
Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, Kamis (2/9).
Katanya, salah satu yang menyebabkan pencatatan rugi
pada paruh pertama 2021 ini adalah beban operasional BNC yang meningkat sangat
signifikan, yaitu dari Rp76 miliar per Juni 2020 menjadi Rp268 miliar per Juni
2021.
“Salah satu faktor yang menjadi penggerak utama
peningkatan biaya operasional adalah sejak satu tahun terakhir, setelah resmi
mengumumkan transformasi menjadi bank digital, BNC aktif melakukan investasi
khususnya di bidang teknologi dan keamanan digital yang merupakan sesuatu yang
sangat penting yang harus BNC bangun secara serius,” bebernya.
Kata Tjandra lagi, penurunan laba bersih di semester I-2021
ini juga karena investasi di keamanan digital. “Sejalan dengan new digital user growth (pertumbuhan pelanggan bank
digital), tentunya akan ada pos-pos biaya yang meningkat secara linear dengan
pertumbuhan digital user kami tersebut,” ujarnya.