Moneter.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut ada 27 calon emiten
yang masuk ke dalam daftar calon emiten untuk melakukan penawaran umum saham
perdana atau initial public offering
(IPO) pada 2020.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna
Setya mengatakan ke 27 perusahaan tersebut sudah masuk ke dalam pipeline untuk melakukan IPO. Masuk pipeline artinya perusahaan itu sudah
menyampaikan dokumen persyaratan IPO dan sedang diproses oleh bursa.
”Pipeline itu
yang sudah submit dokumen dan proses, artinya sudah di tangan kita. Bukan hanya
dengar-dengar atau diskusi,” kata I Gede Nyoman di Jakarta, Minggu (12/1/2020).
Lanjutnya, sekitar 40% dari daftar 27 perusahaan itu
merupakan kelas besar dengan aset di atas Rp250 miliar. Adapun, perusahaan
kelas menengah dan kecil berkontribusi masing-masing 30%.
“Perusahaan kelas menengah dan kecil tersebut nantinya
akan masuk ke papan pengembangan, bukan papan akselerasi,” ucapnya.
Sektor industri calon emiten itu cukup merata, yakni
mencakup perkebunan, consumer goods,
properti, finansial, perdagangan, dan investasi. Beberapa di antaranya sudah
melakukan mini expose di BEI.
Kata I Nyoman, pihaknya masih membantu proses
perusahaan-perusahaan lainnya yang ingin melakukan IPO, termasuk perusahaan
rintisan dan UMKM.
Sebelumnya, BEI mencatat tiga emiten baru di Januari 2020
dan salah satunya adalah PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO) yang sahamnya
tercatat di papan akselerasi.
Kemudain ada PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) dan PT
Cisadane Sawit Raya Tbk CSRA, keduanya dicatatkan pada papan pengembangan BEI.
Selanjutnya, BEI juga mencatat reksa dana indeks atau Exchange Traded Fund (ETF) dari BNI Asset
Management yaitu BNI-AM ETF MSCI ESG Indonesia yang menjadi reksa dana indeks
pertama yang tercatat pada tahun ini dan secara keseluruhan merupakan reksa
dana ETF ke-39 yang telah dicatatkan dan diperdagangkan di BEI.