Sabtu, Oktober 4, 2025

Di Tahun Politik, Menperin Yakin Pertumbuhan Industri Manufaktur Bakal Naik

Must Read

Moneter.id – Kementerian
Perindustrian
(Kemenperin) memprediksi sejumlah sektor industri
manufaktur akan mengalami kenaikan pertumbuhan karena dipengaruhi momentum
Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

“Kita
punya pengalaman sebelum dan pasca-reformasi. Khusus dalam 20 tahun ini, kita
sudah empat kali Pemilu dan kita juga hampir setiap dua tahun ada Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada), yang seluruhnya berjalan lancar dan demokratis,” kata
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (26/12).

Menperin
meyakini, pelaksanaan Pemilu serentak pada 17 April 2019
nanti akan berjalan aman dan
damai sehingga mendukung roda perekonomian guna mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. “Jadi, kita harus lebih optimistis, termasuk kepada para pelaku
industri, supaya bisa mengambil peluang,” tegasnya.

Airlangga
menyebutkan, salah satu katalis kuat yang mampu mendongkrak pertumbuhan
industri tahun depan, terutama adalah melonjaknya konsumsi makanan dan minuman (mamin)
serta tekstil dan produk tekstil (TPT). “Komoditas itu yang umumnya banyak
dibutuhkan saat musim kampanye,” ujarnya.

Kemenperin
mencatat, pada tahun 2014 dengan adanya momentum Pemilu, industri pengolahan
naik menjadi 5,61
%
dibanding capaian tahun sebelumnya sebesar 5,45
%. Adapun sektor yang menopang lonjakan
tersebut, antara lain industri mamin, industri TPT, serta industri kulit,
barang dari kulit, dan alas kaki.

“Kondisi
perekonomian sekarang memang sudah jauh berbeda jika dibandingkan dengan tahun
2000-an. Artinya, ada realita norma baru. Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini
tidak lagi double digit. Rata-rata
kontribusi industri manufaktur terhadap perekonomian di seluruh negara berkisar
17
%,” paparnya.

Merujuk
data World Bank Tahun 2017, lima negara yang industrinya mampu menyumbang di
atas rata-rata tersebut, yakni China (28,8%), Korea Selatan (27%), Jepang
(21%), Jerman (20,6%), dan Indonesia (20,5%). “Pertumbuhan di China saat ini
juga single digit. Sekarang PDB kita
sudah masuk klub USD1 triliun. Indonesia adalah negara besar, saat ini berada
dalam kelompok G20 dan berada di peringkat ke-16 ekonomi dunia,” jelasnya.

Menperin
memprediksi, di tahun 2019, industri pengolahan nonmigas akan tumbuh hingga 5,4
% atau di atas pertumbuhan
ekonomi yang dipatok pada angka 5,3
%.
Sektor industri yang memberi kontribusi tinggi, di antaranya industri mamin
bakal tumbuh sebesar 9,86
%.

Selanjutnya,
pertumbuhan industri mesin diharapkan akan menembus 7
%, industri TPT sebesar 5,61%, industri kulit, barang
dari kulit, dan alas kaki 5,40
%,
serta industri barang logam, komputer, dan barang elektronika 3,81
%.

“Pada
tahun depan, kami juga akan genjot sektor itu agar mampu meningkatkan nilai ekspor,
terutama yang punya kapasitas lebih. Selain itu dapat mendorong pengoptimalan
tingkat komponen dalam negeri (TKDN),” tuturnya.

Lebih
lanjut, Airlangga menegaskan, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama
investasi khususnya di sektor industri manufaktur. “Pada era pemerintahan Bapak
Jokowi, di klaster Cilegon, sudah ada beberapa tambahan investasi. Misalnya,
Posco dan Krakatau Steel sebesar USD3 miliar dan beberapa waktu lalu Lotte
melakukan ground breaking senilai
USD3,5 miliar. Jadi, dari segi mother of
industry
, kita semakin kuat,” ungkapnya.

Menperin
pun berharap, upaya itu diharapkan dapat memberikan efek kepercayaan diri
kepada investor lain karena dilakukan menjelang tahun politik. “Artinya,
investor tidak perlu lagi menunggu, bahwa kondisi ekonomi dan politik Indonesia
dinilai stabil. Nah, ini kesempatan
Indonesia untuk terus memacu investasi,” imbuhnya.

Hingga Desember 2018, investasi
industri nonmigas diperkirakan mencapai Rp226,18 triliun. Selain
menumbuhkan
populasi industri, investasi dapat memperdalam struktur industri di dalam
negeri
sehingga berperan sebagai substitusi impor.

“Populasi
industri besar dan sedang bertambah sebesar 6 ribu unit usaha. Industri kecil
mengalami penambahan jumlah industri yang mendapatkan izin sebanyak 10 ribu
unit usaha,” paparnya. Dari capaian tersebut, total tenaga kerja di sektor
industri yang telah terserap sebanyak 18,25 juta orang. Jumlah tersebut naik
17,4
%
dibanding tahun 2015 di angka 15,54 juta orang.

Seiring
upaya menggenjot investasi, Kemenperin mengakselerasi pembangunan kawasan
industri di luar Jawa dengan tujuan dapat mendorong pemerataan infrastruktur
dan ekonomi di seluruh Indonesia.

Pada
tahun 2019, ditargetkan 18 kawasan industri di luar Jawa selesai
pembangunannya. Hingga November 2018, sebanyak 10 kawasan industri yang
termasuk proyek strategis nasional (PSN) sudah beroperasi.

“Setelah
gencar melaksanakan berbagai pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia,
pemerintahan Presiden Joko Widodo akan menjalankan program peningkatan kualitas
SDM pada tahun 2019 dengan lebih massif
,”
paparnya.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

GIIAS Hadirkan Informasi dan Inovasi Otomotif Terbaru Bagi Pelajar dan Mahasiswa Lewat Education Day

Rangkaian pameran otomotif GIIAS Bandung 2025 yang resmi dibuka pada 01 Oktober hingga 05 Oktober 2025 di Sudirman Grand...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img