Senin, Oktober 6, 2025

Di Tengah Ekspektasi OPEC Bakal Naik, Harga Minyak Anjlok di Perdagangan Asia

Must Read

Moneter.id – Harga minyak merosot di perdagangan Asia pada
Jumat pagi (26/04/2019), di tengah ekspektasi bahwa klub produsen OPEC akan segera
meningkatkan produksi untuk menebus penurunan ekspor dari Iran, menyusul
pengetatan sanksi-sanksi oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Teheran.

Minyak mentah berjangka Brent berada di 74,09
dolar AS per barel pada pukul 00.29 GMT (07.29 WIB), turun 26 sen AS atau 0,4%,
dari penutupan terakhir mereka.

Sementara itu, minyak mentah berjangka AS,
West Texas Intermediate (WTI), diperdagangkan di 64,82 dolar AS per barel,
turun 39 sen AS atau 0,6%, dari penyelesaian sebelumnya.

Penurunan terjadi setelah kenaikan Brent di
atas 75 dolar AS per barel untuk pertama kalinya tahun ini pada Kamis
(25/4/2019), setelah Jerman, Polandia dan Slovakia menangguhkan impor minyak
Rusia melalui pipa besar, mengutip kualitas yang buruk. Langkah itu memotong
sebagian Eropa dari rute pasokan utama.

Tetapi harga-harga sudah naik sebelum gangguan
di Rusia, didorong oleh pengurangan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi
Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang didominasi Timur Tengah dan
sanksi-sanksi AS terhadap Venezuela dan Iran. Minyak mentah berjangka naik
sekitar 40% sepanjang tahun ini.

Washington mengatakan pada Senin (22/4/2019)
bahwa pihaknya akan mengakhiri semua keringanan sanksi terhadap Iran, menuntut
negara-negara menghentikan impor minyak dari Teheran mulai Mei atau menghadapi
tindakan hukuman dari Washington.

Untuk menebus kekurangan dari Iran, Amerika
Serikat menekan pemimpin de-facto OPEC Arab Saudi untuk mengakhiri pengendalian
pasokan sukarela.

“AS akan terus menekan Arab Saudi untuk
meningkatkan produksinya guna menutupi kesenjangan pasokan,” kata Alfonso
Esparza, analis pasar senior di pialang berjangka OANDA seperti dikutip dari
Reuters.

Konsultan energi FGE mengatakan,
“Kebutuhan sekarang sangat jelas bagi OPEC+ untuk mengambil tindakan dan
meningkatkan produksi” guna menjaga agar pasar tetap tersuplai dengan baik
dan mencegah kenaikan harga.

Meskipun upaya-upaya AS untuk menekan ekspor
minyak Iran turun menjadi nol, banyak analis memperkirakan beberapa minyak
masih merembes ke luar negeri.

“Total 400.000 hingga 500.000 barel
minyak mentah dan kondensat per hari akan terus diekspor,” kata FGE, turun
dari sekitar satu juta barel per hari saat ini.

Sebagian besar minyak ini akan diselundupkan
keluar dari Iran atau pergi ke China meskipun ada sanksi AS. China, pembeli
minyak Iran terbesar di dunia, minggu ini secara resmi mengeluh kepada AS atas sanksi
unilateral Iran. (Ant)


- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img