Moneter.co.id – Harga cengkih yang dipatok para pengusaha hasil bumi di
Ternate, Maluku Utara sebesar Rp100 ribu per kg atau mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan pekan lalu yakni Rp95 ribu per kg.
Beberapa pengusaha hasil bumi, di Ternate menyatakan, kenaikan
harga cengkih ini karena adanya kenaikan harga di daerah antarpulau, khususnya
di Surabaya, Jawa Timur.
Namun kenaikan harga cengkih dari Rp95 ribu per kg menjadi
Rp100 ribu per kg tidak mendorong para petani untuk menjual cengkihnya, karena
saat ini para petani belum memiliki stok sebab panen cengkih diperkirakan baru
akan berlangsung pada pertengahan 2018.
“Sekarang ini walaupun harga cengkih dinaikkan sampai
Rp200 ribu per kg, dapat dipastikan tidak ada petani yang datang menjual
cengkih, mengingat saat ini belum ada panen cengkih,” kata Ramin, salah
seorang petani cengkih di Ternate, Sabtu (23/12).
Untuk biji pala kualitas bagus di Ternate dikenal dengan nama
pala botak, harganya bertahan Rp60 ribu per kg, biji pala kualitas standar dan
biji pala hancur masing-masing bertahan Rp55 ribu per kg dan Rp22 ribu per kg.
Begitu pula harga fuli pala tetap Rp120 ribu per kg, setelah
beberapa pekan lalu sempat naik Rp125 ribu per kg, karena saat itu harga
pembelian fuli pala di daerah antapulau mengalami kenaikan.
Harga kopra kualitas bagus turun dari Rp10 ribu per kg
menjadi Rp9.500 per kg, sedangkan kopra kualitas standar bertahan Rp8.500 per
kg.
Harga kakao bertahan Rp20 ribu per kg, namun tinggi
intensitas curah hujan di Malut dalam beberapa pekan terakhir mengakibatkan
petani yang menjual kakaonya ke pengusaha pengumpul hasil bumi agak sepi karena
petani kesulitan untuk menjemur kakaonya.
(SAM/Ant)




