Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) DKI Jakarta menyebutkan, sebanyak enam juta orang telah mengunduh aplikasi Jakarta Kini (JAKI).
“Super Apps JAKI sudah diunduh hampir enam juta orang. Kalau penduduk Jakarta itu 11 juta, berarti sudah hampir 50 persen. Tapi itu bisa siapa saja mengunduh karena fiturnya banyak sekali di dalam super App JAKI,” kata Kepala Diskominfotik DKI Jakarta, Budi Awaluddin, Senin (29/9/2025).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan seluruh fitur baru JAKI dirancang untuk menjawab kebutuhan esensial warga Jakarta, mulai dari akses layanan kesehatan, respon darurat, mobilitas, kesehatan mental, hingga layanan khusus bagi warga Kepulauan Seribu.
Aplikasi JAKI telah diadopsi oleh sejumlah provinsi dan kota lain, seperti Lampung, Maluku Utara, Banda Aceh, dan Medan.
Pemprov DKI Jakarta membuka peluang pembelajaran dan transfer teknologi kepada daerah lain yang ingin mengimplementasikan JAKI, sebagai bentuk kolaborasi antarwilayah dalam transformasi digital pelayanan publik.
JAKI pertama kali diluncurkan pada tahun 2019 yang menyediakan berbagai layanan dan informasi publik bagi warga Jakarta. Aplikasi ini kemudian diluncurkan kembali pada Juni 2025 dengan 11 fitur untuk memudahkan warga dalam mengakses informasi dan layanan secara cepat, tepat, dan transparan.
Ke-11 fitur ini yakni layanan antrean fasilitas kesehatan, JKN Mobile, feedback dan rating, panggilan darurat 112, layanan kapal jenazah, layanan rumah singgah, notifikasi peringatan dini, ketersediaan kamar di rumah sakit, JakCare, titik kantong parkir, dan ambulans gratis.
“Ada Jakcare juga ada di sana. Dan ini Alhamdulillah sudah membantu menyelamatkan dua orang yang mau bunuh diri karena konsultasi melalui JakCare,” kata Budi.