Moneter.id – Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile
Exchange naik untuk hari ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Selasa
(Rabu pagi WIB), di tengah ketidakpastian Brexit dan kekhawatiran geopolitik
lainnya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari,
naik 5,80 dolar AS atau 0,45%, menjadi menetap pada 1.308,90 dolar AS per
ounce, meskipun ada kenaikan moderat di pasar ekuitas.
Indeks Dow Jones Industrial Average AS naik 0,34%
menjadi 24.612,84 poin pada pukul 18.29 GMT, pulih dari penurunan tajam selama
hari sebelumnya. Sementara itu, indeks dolar AS, ukuran greenback
terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, juga sedikit menguat.
Namun, pemulihan ekuitas dan dolar AS gagal menyeret
emas berjangka, yang didorong lebih tinggi oleh ketidakpastian geopolitik,
seperti masa depan Brexit, sebelum anggota parlemen Inggris memberikan suara
untuk menentukan prosesnya.
China pada Selasa (29/1) mendesak Amerika Serikat
untuk menghentikan penindasan yang tidak masuk akal terhadap perusahaan-perusahaan
China, termasuk Huawei Technologies Co. Ltd, setelah Departemen Kehakiman AS
mengajukan serangkaian tuduhan terhadap raksasa teknologi itu. Perkembangan
baru menyebabkan kekhawatiran di kalangan investor.
Juga pada Selasa (30/1), Federal Reserve AS memulai
pertemuan kebijakan dua hari. Pelaku pasar sekarang mencari indikasi jika bank
sentral AS akan menghentikan siklus kenaikan suku bunganya, di tengah
kekhawatiran bahwa pengetatan moneter lebih lanjut dapat menghambat
pertumbuhan.
Emas berjangka mendapat dukungan tambahan karena
imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun yang menjadi acuan, turun
lebih dari 1% pada Selasa (29/1), kata pengamat pasar.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman
Maret naik 7,4 sen AS atau 0,47%, menjadi ditutup pada 15,839 dolar AS per
ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 1,30 dolar AS atau 0,16%, menjadi
berakhir pada 815,80 dolar AS per ounce. (Ant)