Selasa, Oktober 7, 2025

Empat Langkah Strategis Bikin Industri Keramik Indonesia di Posisi 4 Dunia

Must Read

Moneter.id – Menteri
Perindustrian Airlangga Hartarto
menyatakan
industri keramik nasional merupakan
salah satu sektor yang diprioritaskan pengembangannya untuk memenuhi kebutuhan pasar
dalam negeri maupun berdaya
saing
ekspor.

“Ada empat poin
penting guna mencapai sasaran tersebut, yakni ketersediaan gas industri dengan
harga yang kompetitif, kemudian inovasi, adanya sumber daya manusia (SDM) yang
kompeten, serta pengembangan bagi industri keramik dalam negeri,” kata Airlangga
pada Pembukaan Pameran Keramika 2019 dan Seminar Nasional Peningkatan Daya
Saing Industri Keramik Nasional di Jakarta, Kamis (14/3).

Menperin
menjelaskan, terkait gas bumi sebagai bahan bakar untuk industri keramik,
pemerintah terus mengupayakan adanya jaminan pasokan dan harga yang ideal dan
kompetitif. Selanjutnya, dalam men
dorong
terciptanya
inovasi produk
dan SDM terampil
di sektor industri, pemerintah akan memfasilitasi melalui pemberian
insentif fiskal berupa super deductible
tax
.

“Selain insentif
fiskal, Kemenperin juga menyediakan insentif nonfiskal berupa penyediaan tenaga
kerja kompeten melalui
program link and match dengan SMK dan industri, Diklat sistem 3 in 1 dan Program Diploma I Industri,”
tuturnya.

Airlangga
menambahkan, untuk meningkatkan daya saing industri keramik dan memproteksi
pasar
dalam negeri, pemerintah telah menaikkan Pajak
Penghasilan (PPh) impor komoditas keramik menjadi sebesar 7,5
%.
Pemerintah juga mendorong kebijakan pengembangan sektor industri pengolahan
yang difokuskan pada penguatan rantai pasok untuk menjamin ketersediaan bahan
baku dan energi yang berkesinambungan dan terjangkau.

“Pemerintah
senantiasa akan mengamankan pasokan bahan baku untuk industri keramik yang
berasal dari dalam negeri sebagai competitive
advantage
, seperti tanah liat (clay),
feldspar, pasir silika, dolomite, dan limestone,” imbuhnya.

Menperin
optimistis, apabila langkah strategis tersebut berjalan dengan baik, Indonesia
berpotensi mampu menduduki peringkat ke-4 dunia sebagai produsen keramik. “Saat
ini, kapasitas terpasang keramik nasional sebesar 560 juta meter persegi.
Tentunya, setelah pemerintah memberikan keberpihakan kepada industri dalam
negeri, utilitas produksi harus bisa meningkat,” tegasnya.

Di samping itu, pemerintah
sedang menggalakkan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Salah satu
aspirasinya adalah mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional hingga 1
% hingga 2%.
Di era digitalisasi saat ini, beberapa industri keramik nasional sudah
menerapkan teknologi terbaru, seperti digital
printing
dan digital glazing yang
mampu memproduksi keramik dengan ukuran besar.

“Kami juga
mendorong diversifikasi produk dengan memproduksi jenis ubin terkini seperti
ubin 3D (tiga dimensi), porcelain slab,
dan ubin vitrifikasi, serta inovasi desain ubin keramik yang mengikuti tren
terkini yang memiliki ciri khas dan original. Untuk itu
,
perlu didorong pemanfaatan teknologi
3D
printing,
otomatisasi, artificial intelligence dan big data,” sebut Airlangga.

Apalagi,
Indonesia didukung ketersediaan bahan baku berupa sumber daya alam (SDA) yang
besar, sehingga industri keramik diproyeksi bisa menunjukkan kinerja yang
positif. Pada tahun 2018, pertumbuhannya sebesar 2,75
% dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 150 ribu orang.

“Mengingat
adanya program pemerintah yang gencar dalam pembangunan infrastruktur saat ini,
serta meningkatnya kebutuhan perumahan atau tempat tinggal oleh pekerja usia
produktif
, menjadi peluang bagi industri keramik nasional untuk
meningkatkan konsumsi keramik nasional dan memperluas pangsa pasar dalam
negeri,”
paparnya.

Airlangga
menuturkan, pemerintah juga berharap
kepada para industri keramik dalam negeri agar terus
berkontribusi sebagai salah satu motor penggerak
akselerasi pertumbuhan
ekonomi
nasional. “Jadi, selain dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik,
kami juga mendorong agar mereka bisa memperluas pasar ekspor terutama di
tingkat regional,” tandasnya.

Sementara, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto
menargetkan produksi keramik nasional akan mencapai 420-430 juta meter persegi
sepanjang tahun 2019. Angka tersebut menunjukan pertumbuhan sebesar 7% sampai
dengan 9% dibanding jumlah produksi di tahun 2018.

Menurutnya, sejumlah
produsen keramik
di dalam negeri
mulai berani melakukan ekspansi
dan
penambahan kapasitas produksi. “Karena itu dengan
adanya safeguard, kami optimistis
produksi keramik Indonesia akan kembali menjadi nomor empat terbesar di dunia,
dari posisi saat ini di posisi sembilan dunia,” ujarnya.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img