Moneter.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengusulkan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menerima suntikan dana senilai
Rp 3 triliun dari pemerintah. Stimulus tersebut
merupakan bagian dari pemberian dana talangan untuk modal kerja kepada enam BUMN
di tengah pandemi Covid-19.
Selain Krakatau Steel, BUMN lain yang akan menerima dana
talangan (investasi) adalah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sebesar Rp 8,5
triliun, Perkebunan Nusantara (PTPN) senilai Rp 4 triliun, Perum Bulog
senilai Rp 13 triliun, PT Kereta Api Indonesia (Persero) senilai Rp 3,5
triliun, dan Perum Perumnas senilai Rp 650 miliar.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan,
perseroan masih menunggu arahan dari Kementerian BUMN sehingga belum dapat
berkomentar terkait dana talangan sampai final.
“Perseroan juga akan mengumumkan target
baru, termasuk produksi dan penjualan yang telah disesuaikan dengan dampak
Covid-19 setelah Juni 2020. Kontraksi industri baja kemungkinan juga hampir
terjadi di seluruh dunia,” katanya, Selasa (12/5/2020).
Sepanjang 2020, perseroan akan fokus pada penurunan biaya operasional ke kisaran
US$ 16,5 juta per bulan. Pada awal tahun, posisi biaya operasional perseroan
mencapai sekitar US$ 18 juta, mulai turun dari rata-rata biaya operasional pada
2018 sebesar US$ 33 juta per bulan.
Asal tahu saja, Krakatau
Steel telah meraih kesekapatan dengan 10 kreditur dalam proses restrukturisasi
utang senilai US$ 2 miliar pada Januari 2020
lalu. Aksi ini dinilai mampu memberikan
penghematan hingga US$ 685 juta dalam periode sembilan tahun ke depan.
Sepuluh kreditur Krakatau Steel tersebut
adalah:
1. PT
Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan porsi US$ 618,28 juta,
2. PT
Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai US$ 425,92 juta,
3. PT
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) US$ 337,39 juta,
4. PT
Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) US$ 238,33 juta,
5. PT
Bank OCBC NISP Tbk (NISP) US$ 138,65 juta,
6.PT Bank ICBC
Indonesia dengan porsi pinjaman US$ 44,26 juta,
7. Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia US$ 79,83 juta,
8. PT
Bank DBS Indonesia US$ 48,61 juta,
9. Standard
Chartered Bank US$ 25,62 juta,
10. PT
Bank Central Asia Tbk Tbk (BBCA) US$ 48,69 juta.
Skema restrukturisasi utang yang disepakati
antara Krakatau Steel dengan 10 kreditur tersebut terbagi
dalam tiga skema, antara lain tranche A dengan porsi US$ 220 juta bertenor
sembilan tahun atau berakhir pada 2027.
Tranche B sebanyak
US$ 735 juta bertenor tiga tahun, serta tranche C1 dan C2 yang masing-masing
senilai US$ 789 juta dan US$ 262 juta bertenor sembilan tahun.
Sebagai informasi, sebagian cicilan pokok Krakatau Steel yang
sebesar US$ 926 juta semula jatuh tempo pada 2019. Dengan adanya
restrukturisasi, cicilan ini berkurang dari tahun ke tahun hingga nanti
berakhir pada 2027.
“Restrukturisasi,
total beban bunga selama sembilan tahun dapat berkurang secara signifikan dari
US$ 847 juta menjadi US$ 466 juta,”
kata Silmy.
Sementara, penghematan biaya yang diraih perseroan selama
sembilan tahun sebesar US$ 522 juta untuk penghematan beban keuangan, dan US$
163 juta untuk optimalisasi operasional perseroan.
“Selama proyek
restrukturisasi ini berlangsung, operasional perseroan diharapkan berjalan
lebih baik,” tungkasnya.