Moneter.co.id – Mantan Ketua Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas Faisal Basri menyatakan rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno ingin Pertamina ‘mencaplok’ saham Perusahaan Gas Negara (PGN) dinilai sesat. Pertamina dinilai masih banyak ‘pekerjaan rumah’ untuk memperbaiki Good Corporate Governance (GCG).
“Holding BUMN itu sesat. Apalagi yang sektor migas di mana Pertamina mencaplok PGN,” katanya, Selasa (7/3).
Menurut Faisal, Pertamina secara internal masih banyak carut marutnya. Ia menyampaikan masih banyak ‘mafia’ di tubuh Pertamina. “Pertamina banyak mafia kok caplok perusahaan yang sudah go public seperti PGN. Itu nggak make sense. Harusnya dibatalkan rencana itu,” tegasnya.
“Daripada bicara holding, akan lebih masuk akal jika meneruskan rencana PGN yang mengambil alih Pertagas yang notabene anak usaha Pertamina,” ujar Faisal.
Akuisisi Pertagas oleh PGN, berawal dari keprihatinan Presiden Jokowi atas harga gas di dalam negeri yang relatif mahal, terutama gas untuk industri.
Lantas Presiden Jokowi memerintahkan agar Pertagas (anak usaha Pertamina) diambil alih oleh PGN. Bahkan hingga awal November 2015, skema PGN mengambil alih PGN masih hidup dan tercantum dalam Roadmap Sektor Energi Kementerian BUMN.
Namun tiba-tiba Kementerian BUMN memunculkan skema induk BUMN energi yang tak lama kemudian berubah nama menjadi industri BUMN Migas (Holding Migas). “Malah makin tak jelas jika holding terbentuk,” pungkas Faisal.
Reporter : HAP




