Moneter.id – Minimnya prestasi saat berkarier di militer membuat Prabowo Subianto, calon presiden 2019, ibarat memulai ‘permainan catur’ tanpa memilili dua peluncur.
Hal itu dikatakan Direktur Kampanye Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin Benny Rhamdani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (10/9).
“Apalagi masa lalu Prabowo selalu dikautkan dengan kejahatan HAM atau penculikan aktivis pada medio 1998,” kata dia.
Benny mengatakan, di saat Prabowo dengan sadar tidak mengindahkan ijtima ulama untuk mengambil pasangannya dari kalangan ulama, Prabowo langsung kehilangan dua benteng bidak caturnya.
Dia menambahkan, ketika Prabowo dengan sadar (kalau bukan karena mahar) membatalkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presidennya dan menolak Susilo Bambang Yudhono (SBY) untuk di jadikan sebagai ketua tim suksesnya, Prabowo pun kehilangan langsung dua bidak kuda secara bersamaan.
“Kondisi semakin diperparah ketika Erick Thohir diangkat sebagai ketua tim pemenangan Jokowi, membuat catur politik Prabowo mati langkah,” jelas Benny.
Komentar dia, Prabowo tersudut dan kehilangan akal untuk memindahkan bidak catur politik berikutnya. Pasalnya, mengulangi langkah ceroboh berikutnya hanya akan membuat ‘skakmat’ bagi dirinya.
“Pertanyaannya, perlukah Jokowi mengambil kesempatan memindahkan bidak caturnya dan menskakmat guna mengakhiri perlawanan Prabowo dan mendeklarasikan kemenangannya?” jelas dia.
Penjelasan Benny, rasanya Jokowi tidak perlu menghabiskan energi dan menggunakan tangannya sendiri untuk mengalahkan Prabowo dengan langkah skakmatnya.
Alasannya, lanjut dia, Jokowi sudah punya Sandiaga Uno, cawapres dari Prabowo. Benny mengibaratkan Sandi dengan ‘menteri’ yang bisa dipinjam tangannya bahkan mulutnya dengan segala kecorobohannya, yang akan menghentikan bahkan mematikan langkah sang ‘raja’ Prabowo.
“Sang menteri yang akan membuat sang raja mati dengan sendirinya. Lihatlah pernyataan-pernyataan kontroversial sang menteri yang selalu menghiasi ruang publik. Bahkan pernyataan yang berbau kebohongan dan manipulatif sekalipun,” ucap dia.
Benny lalu memberi contoh pernyataan kontroversi Sandi. Misalnya, tentang kenaikan dolar dan dampaknya pada harga-harga bawang dan rica di pasaran. Sampai tentang tempe di pasar yang hanya tinggal setipis kartu ATM.
“Yakinlah, semua pernyataan kontroversial Sandi yang menjadi blunder politik bagi Prabowo, akan terus berulang dan dilakukan berulang-ulang,” jelasnya.
Menurut Benny, apa yang dilakukan Sandi Uno itu membuat kapal yang ditumpangi sang raja bocor dari dalam.
“Sebuah cara untuk sang raja akhirnya mati bahkan tenggelam dengan kapal yang ditumpanginya. Lalu, bagaimana dengan nasib sang menteri?” ujarnya.
Benny menerangkan, bagi sang menteri, pilpres 2019 bukanlah pertarungan sesungguhnya dan target politik yang sebenarnya.
Pilpres 2019 bagi sang menteri adalah pintu masuk, tangga sekaligus batu loncatan untuk pilpres yang sesungguhnya pada 2024.
Permainan catur di meja pilpres 2019, imbuh Benny, bagi sang menteri hanyalah latihan sekaligus pemanasan menuju turnamen yang sesungguhnya dan sebenarnya pada 2024.
“Bahkan tidak hanya itu, sang menteri sedang mempersiapkan diri untuk mengambilalih kepemimpinan politik menjadi orang nomor satu di partai (Gerindra) yang selama ini dikuasai sang raja,” katanya.
Gerindra, terang Benny, akan dijadikan Sandi Uno sebagai kendaraan politiknya untuk maju di pilpres 2024 yang diyakini sejak awal adalah jawaban atas takdir pencapaian target politiknya.
“Sang menteri sedang memainkan peran yang cantik, dan Jokowi tetap ‘syantik’ menjadi presiden RI untuk satu periode lagi berikutnya,” ucapnya.
Reporter: Sam