Moneter.co.id – Industri
kecil dan menengah (IKM) sektor furnitur dan kerajinan nasional siap memasok
berbagai produk unggulan untuk memenuhi kebutuhan bisnis pariwisata dan
perhotelan di Indonesia yang kian tumbuh. Apalagi, kapabilitas Indonesia dalam
menghasilkan produk furnitur dan kerajinan yang berkualitas sudah terkenal di
mata dunia.
”Bahan
baku dan desain produk dari industri furnitur dan kerajinan, menjadi salah satu
keunggulan Indonesia. Contohnya kayu jati yang dikenal memiliki daya tahan yang
tinggi dan desain berkualitas untuk pemakaian di sektor perhotelan,” kata
Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih pada Pembukaan Pameran The
Hotel Week Indonesia 2017 di Jakarta, Kamis (23/11).
Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah hotel berbintang di Indonesia pada
tahun 2016 sebanyak 2387 unit atau mengalami peningkatan sebesar sembilan
persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini seiring kenaikan signifikan dari
jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia secara
kumulatif pada periode Januari-September 2017 mencapai 10,46 juta kunjungan
atau lebih tinggi 25,05 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
”Bisnis
pariwisata di dalam negeri cukup berpeluang besar mengingat Indonesia memiliki
banyak potensi keindahan alam serta keragaman dan keunikan budaya dengan
didukung jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Ini yang perlu direspons
oleh para pelaku IKM kita,” papar Gati.
Menurutnya,
bisnis pariwisata tak terlepas dari industri hospitality, yang mencakup sektor perhotelan, property developer, kontraktor hotel, furniture interior dan outdoor
living. “Hal ini tentunya juga menjadi peluang bagi sektor IKM furnitur dan
kerajinan untuk berinteraksi dan mempromosikan keunggulan produknya
masing-masing,” imbuhnya.
Kemenperin
mencatat, hingga saat ini jumlah IKM furnitur dan kerajinan sebanyak 150 ribu
unit usaha. Sebagian besar mereka sudah mampu menembus pasar ekspor, terutama
ke negara tujuan seperti Amerika Serikat, Jepang, China, Korea, Australia,
Saudi Arabia dan Inggris. Capaian ini menempati Indonesia di posisi kelima terbesar di dunia dalam nilai ekspor furnitur
dan kerajinan yang menyumbang USD1,04 milliar pada tahun 2016.
“Bahkan,
beberapa IKM dari Jawa dan Bali sudah menyediakan kebutuhan furnitur untuk resort di Maldives,” ungkap Gati. Upaya
ini menjadi contoh yang bagus bagi IKM nasional untuk menyediakan kebutuhan
furnitur dan kerajinan ke negara lain yang memiliki potensi tinggi pada hospitality industry.
Gati
menambahkan, penetrasi produk lokal ke
pasar domestik maupun global harus dilaksanakan secara terintegrasi dan
berkelanjutan baik melalui offline atau online. Guna meningkatkan promosi online, Kemenperin telah meluncurkan program
e-Smart IKM yang dapat diakses mudah oleh konsumen melalui marketplace atau toko online.
”Selain
tujuan promosi, program ini pun dapat meningkatkan kapasitas pelaku IKM dalam
negeri di bidang e-commerce. Hingga September 2017, sudah lebih dari 1600 pelaku IKM dari berbagai daerah mengikuti workshop e-Smart IKM,” tuturnya.
Gati
berharap, dengan semakin
tingginya tren back to nature,
permintaan produk furnitur dan kerajinan yang dihasilkan oleh IKM lokal dengan
kualitas tinggi serta mengedepankan aspek ergonomis dan kenyamanan pemakai akan
mengalami peningkatan signifikan. Salah satu hotel di Indonesia dengan megusung
konsep ini adalah Nihiwatu Hotel Sumba Barat yang didaulat sebagai hotel
terbaik di dunia tahun 2016. (TOP)