Moneter.id – Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat
untuk terus menguatkan kerja sama bilateral dalam upaya pengembangan daya saing
sektor industri, mulai dari peningkatan investasi hingga pelaksanaan program pendidikan
vokasi. Hal ini diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kedua negara.
“Kami ingin lebih memperkuat hubungan
bilateral khususnya bidang perekonomian di antara kedua negara. Apalagi,
Indonesia dan Singapura merupakan modal besar bagi kawasan ASEAN,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Kementerian
Perindustrian, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Menperin Agus mengungkapkan, kedua negara telah
melakukan kerja sama untuk mendorong penerapan industri 4.0.
“Selain itu, kedua negara sudah menjalin
kerja sama dalam upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) industri khususnya
di Indonesia, seperti melalui program pendidikan vokasi,” jelasnya.
Untuk
bidang investasi, terdapat beberapa hal yang diharapkan dapat dilakukan kerja
sama dengan Singapura. Misalnya, mendorong investasi Singapura di sektor
infrastruktur khususnya yang mendukung konektivitas industri dan kawasan. Sepanjang
semester I/2019,
Singapura tetap menjadi investor top di Indonesia, dengan nilai investasi
sebesar USD3,4 miliar.
Peluang kerja sama selanjutnya, yaitu menjajaki
pengembangan kawasan industri yang terpadu seperti Kawasan Industri Kendal, di
wilayah lain di Indonesia khususnya luar Jawa. Contohnya di Kalimantan Utara
(Tanah Kuning), Sumatera Utara (Kuala Tanjung), Sulawesi Utara (Bitung),
Kalimantan Tengah (Batanjung), Jambi, dan Sulawesi Tengah (Palu).
“Kami juga sampaikan kepada Menteri Perdagangan
dan Industri Singapura, untuk bisa mencari investor yang ingin membangun kawasan
tersebut. Kami akan fasilitasi kawasannya, yang memiliki potensi dekat dengan
sumber bahan baku,” paparnya.
Perlu diketahui, Indonesia dan Singapura
telah menjalin kerja sama dalam pendirian Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah.
Hingga Januari 2020, kawasan industri terintegrasi itu mampu menarik sebanyak 61
investor dari delapan negara (Indonesia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan,
Jepang, China, Hong Kong dan Malaysia), dengan total nilai investasi mencapai Rp15,8
triliun dan menyerap 8.950 tenaga kerja.
“Kami pun manawarkan kepada pihak Singapura
untuk bisa ikut membangun kawasan industri MRO di Kepulauan Bintan, yang
lokasinya sudah kami siapkan. Selain itu, kami mendorong percepatan kerja sama
di bidang logistik untuk membangun jaringan di ASEAN, yang akan dipusatkan di
Batam,” ujarnya.
Khusus untuk mendukung kegiatan ekonomi
ASEAN, Indonesia dan Singapura bersepakat bahwa upaya pembangunan ekonomi
digital serta food innovation and safety akan diprioritaskan bersama.
“Dari hasil kunjungan kami ke Davos dalam
rangkaian menghadiri World Economic Forum, banyak para pemangku kepentingan
global menyatakan bahwa ASEAN merupakan kawasan multilateral yang ekonominya masih
berjalan dengan baik di tengah tekanan kondisi global,” jelasnya.
Selain itu, ASEAN dinilai masih menjadi kawasan
menarik bagi para investor skala global untuk menanamkan modalnya. “Memang dari
masing-masing negara di ASEAN memiliki berbagai kebijakan yang proinvetasi.
Semoga kita bisa mengambil manfaat atau peluang dari citra baik ASEAN di mata
dunia ini, sehingga kita perlu lebih optimistis. Apalagi, Indonesia dianggap
sebagai koordinator atau bisa menjadi contoh di ASEAN,” imbuhnya.