Minggu, Oktober 5, 2025

Ini Strategi Kementan Hadapi Perubahan Iklim

Must Read

Moneter.co.id – Kementerian
Pertanian (Kementan) tengah menyiapkan langkah strategis dalam menghadapi perubahan iklim yang
menjadi ancaman serius sektor pertanian dan potensial mendatangkan masalah bagi
keberlanjutan produksi pangan, sistem produksi serta kedaulatan pangan.

“Ada dua langkah strategis dalam
upaya penanganan dampak perubahan iklim sektor pertanian,” kata Sekretaris
Jenderal Kementerian Pertanian 
Hari Priyono di Kota Bogor,
Jawa Barat, Rabu (08/11).

Langkah pertama bersifat struktural,
yakni peningkatan ketahanan sistem produksi pangan dari dampak perubahan iklim
melalui upaya perbaikan kondisi fisik seperti pembangunan perbaikan jaringan
irigasi, pembangunan embung, dam parit dan “
long storage“.

Yang kedua bersifat non struktural,
yakni melalui pengembangan teknologi budidaya yang lebih tahan terhadap cekaman
iklim, penerapan mekanisasi pertanian, penguatan kelembagaan petani, dan
mengantisipasi kejadian iklim ekstrim.

Hari menyebutkan tahun ini Presiden
Joko Widodo telah menginstruksikan untuk membangun 30 ribu embung guna
mengatasi kekeringan.

Salah satu kendala dalam percepatan
kebijakan tersebut yakni harmonisasi dan koordinasi dalam pembangunan
infrastruktur pertanian antara seluruh pemangku kepentingan perlu ditingkatkan.
 
“Khususnya terkait keberlanjutan
program, kegiatan anggaran,” kata Hari.

Hari melanjutkan, upaya
pemanfaatan dan pengembangan infrastruktur tersebut perlu didukung oleh suatu
kesamaan pandang dan pemahaman, semangat dan kerja sama antara semua lapisan
masyarakat maupun aparat.
 
“Kesamaan pandang dan pemahaman
itu melalui gerakan nasional panen dan hemat air untuk meningkatkan produksi
pangan menghadapi perubahan iklim,” ucapnya.

Menurutnya, dalam perubahan
iklim di sektor pertanian perlu adaptasi, tapi mitigasi perlu diusahakan selama
tidak mempengaruhi pencapaian swasembada pangan.

Salah satu upaya adaptasi yang
relevan dan potensial untuk menghadapi ancaman perubahan iklim adalah mencari
berbagai alternatif sumberdaya air untuk dapat dimanfaatkan lahan pertanian
yang kurang produktif dengan indeks pertanaman (IP).

Pertanian yang rendah dan rentan
terhadap kekeringan antara lain lahan tadah hujan, lahan kering dan lahan irigasi
yang berada di wilayah ujung.

“Sumber daya alternatif tersebut
selain dari air tanah adalah air permukaan, run off di musim hujan,
dan air sungai melalui pengembangan infrastruktur air seperti pembangunan
embung, dam parit, dan “long storage,” pungkas Hari.
 
(TOP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

GIIAS Hadirkan Informasi dan Inovasi Otomotif Terbaru Bagi Pelajar dan Mahasiswa Lewat Education Day

Rangkaian pameran otomotif GIIAS Bandung 2025 yang resmi dibuka pada 01 Oktober hingga 05 Oktober 2025 di Sudirman Grand...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img