Moneter –
PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) berencana melunasi pokok obligasi dan
sukuk dengan nilai total Rp 380 miliar. Perseroan akan melunasi pokok Obligasi Berkelanjutan I
Indosat Tahap II Tahun 2015 Seri D senilai Rp 337 miliar. Selain itu, ISAT juga
akan melunasi Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap II Tahun 2015 Seri D
senilai Rp 43 miliar.
“Perseroan memiliki cukup dana untuk membayar pokok
dan bunga obligasi yang akan jatuh tempo pada 4 Juni 2022 mendatang,” kata
Sekretaris Perusahaan Indosat, Billy Nikolas Simanjuntak, Kamis (17/2/2022).
Katanya, perseroan berencana melunasi obligasi dan
sukuk itu dengan menggunakan fasilitas pinjaman bank yang belum digunakan. “Pada
31 Desember 2021, Indosat masih memiliki fasilitas pinjaman bank yang belum digunakan
sebesar Rp 5,7 triliun,” ujar Billy.
Diketahui, pada awal 2022 lalu, Indosat secara resmi merger dengan PT Hutchison 3 Indonesa.
Setelah merger, ISAT akan memegang
porsi kepemilikan saham di perusahaan hasil merger sebesar 67,4%, sedangkan
Hutchison 3 Indonesia sebesar 32,6%.
Pada saat penyelesaian merger, Indosat menerbitkan 2,6 miliar saham kepada pemegang saham
Hutchison 3 Indonesia yang akan mewakili 32,6% dari modal sehingga kepemilikan
saham Indosat terdelusi menjadi 32,6%.
Setelah merger, Ooredo South East Asia dan CK
Hutchison (CKKH) Indonesia akan menjadi pengendali ISAT dari sebelumnya yang
hanya dikendalikan Ooredoo South East Asia. Sementara pemilik manfaat utama atau ultimate beneficial owner adalah Ooredoo
Q.P.S.C dan CKHH.