Selasa, September 30, 2025

Jonan Sebut Kedepannya EBT Lebih Kompetitif Dibandingkan Energi Fosil

Must Read

Moneter.co.id – Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan bahwa ke
depannya Energi Baru Terbarukan (EBT) akan lebih kompetitif dibandingkan
dengan energi fosil.

Jonan menjelaskan, pemerintah
mendorong penggunaan energi terbarukan untuk ketahanan energi nasional. “Saat
ini sedang dibangun pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) Sidrap dengan
kapasitas 75 MW dan diharapkan commercial operation date (COD/beroperasi
secara komersial) pada awal 2018,” kata Jonan, Jumat (01/12).

Menurutnya, selain Sidrap, ada
beberapa proyek EBT yang sedang dilaksanakan, yaitu PLTB Jeneponto, di Sulawesi
Selatan dengan kapasitas 65 MW dan PLTB Tanah Baru di Kalimantan Selatan.
Pengembangan EBT ini dimaksudkan agar tarif listrik berbasis EBT ke depannya
akan lebih murah dan kompetitif.

Harga jual listrik PLTB Sidrap adalah
11,4 cent dolar AS/kWh, dan sekarang dipersiapkan PLTB Sidrap Tahap II,
kapasitas 50MW, dengan harga jual ke PLN yang jauh lebih murah, sekitar 6
cent/kWh.

Jonan menjelaskan, bahwa untuk PLT
Arus Laut, proyek berkapasitas 20MW akan dikembangkan di Larantuka dengan harga
jual listrik dari pengembang ke PT PLN sebesar 7,19 cent/kWh. Sangat kompetitif
dibandingkan pembangkit listrik dari sumber energi primer lainnya.

“Saya percaya ke depannya EBT
akan kompetitif apabila dibandingkan energi fosil, mungkin belum sekarang,
tetapi secepatnya di masa depan akan terwujud,” tegas Jonan.

Pengembangan EBT akan mengoptimalkan
sumber daya alam setempat dengan cara yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan energi berkelanjutan.

Selain pemanfaatan EBT, upaya
menerangi lebih dari 2.500 desa yang berada di daerah perbatasan, terisolasi,
dan terluar juga menjadi prioritas. Pemerintah memberikan Lampu Tenaga Surya
Hemat Energi (LTSHE) sehingga rasio elektrifikasi akan meningkat.

Jonan mengungkapkan bahwa Kementerian
ESDM juga mendorong penggunaan listrik, baik yang berasal dari energi fosil
maupun energi terbarukan untuk transportasi maupun perlengkapan yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.

“Penggunaan
kendaraan listrik yang ramah lingkungan serta ekonomis akan menjadi pilihan
kendaraan di masa depan. Demikian juga dengan penggunaan kompor listrik, dapat
mengurangi ketergantungan terhadap impor Liquefied Petroleum Gas (LPG),”
ujarnya.

“Dengan kompor listrik,
mengurangi ketergantungan impor, saat ini kebutuhan LPG 6,5 juta ton per tahun,
dan 4,5 juta ton per tahun itu impor. Dengan kompor listrik, lebih murah,
bersih dan cepat,” pungkasnya. (SAM/Ant)

 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

Lepas Ekspor Produk Olahan Susu dari Cikarang, Mendag Busan : Ini Bukti Daya Saing Produk Mamin Indonesia

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melepas ekspor empat kontainer susu bubuk dan susu kental manis produksi PT Frisian Flag...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img