Moneter.id – Jakarta – Periode tiga bulan pertama tahun 2024, PT Bank
Neo Commerce Tbk (BNC) mencatatkan laba bersih sebesar Rp14,23 miliar. Capaian
ini lebih baik dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang membukukan
kerugian Rp68,40 miliar.
"Diawali dengan kinerja di
kuartal I 2024 yang mencatatkan pertumbuhan yang baik, pencapaian BNC hingga
akhir tahun akan tumbuh semakin baik lagi," Direktur Bisnis Bank Neo
Commerce Aditya Windarwo di Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Sementara itu,rasio beban
operasional pendapatan operasional (BOPO) BNC tercatat mengalami penurunan
sebesar 7,91 persen menjadi sebesar 98,83 persen pada kuartal I 2024, dari
sebelumnya 106,74 persen pada periode yang sama di tahun 2023.
“Penurunan nilai BOPO pada kuartal I
2024 merupakan hasil dari berbagai efisiensi dalam operasional perbankannya
sejak awal 2023 hingga saat ini,” paparnya.
Jelas Aditya, bahwa langkah
efisiensi tersebut dilakukan dengan menerapkan kegiatan promosi yang lebih
tepat sasaran, berfokus pada peningkatan layanan dengan produk dan fitur yang
lengkap, meningkatkan kualitas kredit, meningkatkan risk awareness, dan
manajemen risiko yang lebih baik.
“Untuk total aset BNC mengalami
sedikit penurunan dari sebesar Rp19,11 triliun pada akhir Maret 2023 menjadi
sebesar Rp18,91 triliun pada Maret 2024,” tambah Aditya.
Dari kinerja intermediasi, BNC
menyalurkan kredit sebesar Rp9,40 triliun di kuartal I 2024 atau menurun 13,87
persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp10,91 triliun.
Apabila dilihat secara bulanan,
kredit yang disalurkan BNC pada akhir Februari 2024 dan akhir Januari 2024
masing-masing sebesar Rp9,76 triliun dan Rp10,14 triliun. Tren ini, menurut
perseroan, akan berlanjut untuk kredit yang disalurkan di April 2024.
Perseroan menyampaikan, BNC
senantiasa menjaga kualitas kredit yang tercermin dari non-performing loan
(NPL) neto sebesar 1,30 persen pada akhir Maret 2024 atau membaik dari
sebelumnya 2,67 persen pada kuartal I 2023. Hal ini, catat perseroan,
dikarenakan BNC berfokus pada penyaluran kredit yang berkualitas dengan lebih
selektif dalam penyalurannya.
Kemudian, dana pihak ketiga (DPK)
BNC per 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp14,35 triliun. Sebelumnya pada pada
akhir Februari 2024 dan akhir Januari 2024 jumlah DPK masing-masing tercatat
sebesar Rp13,84 triliun dan Rp14,62 triliun.
Per akhir Maret 2024, rasio dana
murah (current account saving account/CASA) di BNC mencapai 27,60
persen. Tabungan di BNC meningkat sebesar 16,17 persen dari Rp3,05 triliun pada
kuartal I tahun lalu menjadi Rp3,54 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Sedangkan deposito turun 3,59 persen dari Rp10,77 triliun di kuartal I 2023
menjadi Rp10,39 triliun di kuartal I 2024.
Pendapatan bunga bersih (net
interest income/NII) BNC untuk tiga bulan pertama tahun 2024 tercatat
sebesar Rp773,27 miliar. Menurut perseroan, pendapatan bunga bersih BNC untuk
periode hingga April 2024 akan mencerminkan tren penyaluran kredit di periode
tersebut.
"Namun kami yakin keadaan ini
akan segera berbalik karena penyaluran kredit akan tumbuh tinggi dengan
kualitas yang terjaga baik," ujar Aditya.