Moneter.id -Jakarta – PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) melanjutkan kinerja positif melalui pertumbuhan pendapatan operasional dan penyaluran kredit retail selama Triwulan I-2025 berkat kekuatan fundamental bisnis dan pertumbuhan signifikan di segmen bank digital.
Catatan positif tersebut juga menegaskan perkembangan bisnis SMBC Indonesia yang baru saja membagikan dividen sebesar Rp562,6 miliar, atau sekitar Rp52,85 per lembar saham. Perseroan pun optimistis untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu institusi keuangan terdepan di Indonesia.
“SMBC Indonesia terus menunjukkan resistensinya terhadap dinamika pasar global yang menantang dengan kinerja operasional yang solid dan berkelanjutan.” kata Henoch Munandar, Direktur Utama PT Bank SMBC Indonesia Tbk yang dikutip pada Jumat (2/5/2025).
“Pencapaian ini semakin memperkuat langkah kami untuk mengarungi 2025 dengan strategi integrasi bisnis yang efektif untuk melayani setiap segmen nasabah serta menciptakan pertumbuhan yang lebih bermakna bagi masyarakat.” imbuhnya.
Laporan keuangan konsolidasi SMBC Indonesia periode Januari-Maret 2025 sudah memperhitungkan kinerja Grup OTO. Sementara untuk periode yang sama tahun sebelumnya, SMBC Indonesia belum memperhitungkan kinerja Grup OTO, mengingat akuisisi dilakukan pada akhir Maret 2024.
SMBC Indonesia mencatat peningkatan pendapatan operasional sebesar 42% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp4,6 triliun pada Triwulan I-2025. Di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi serta tantangan ketidakpastian perekonomian global, Bank berhasil membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih meningkat 34% yoy menjadi Rp4,1 triliun, yang antara lain berasal dari pendapatan bunga dari kredit, penempatan aset likuid, dan pendapatan bunga bersih Grup OTO. Selain itu, pertumbuhan pendapatan juga dikontribusikan oleh pendapatan fee dari Grup OTO.
Laba bersih setelah pajak (konsolidasi) selama Januari-Maret 2025 mencapai Rp634 miliar, naik 2% yoy. Pencapaian ini juga didukung oleh bergabungnya Grup OTO ke dalam konglomerasi SMBC Indonesia dalam memberikan produk dan layanan untuk nasabah di berbagai segmen. Kredit retail tumbuh 31% yoy berkat kontribusi dari Joint Finance (282% yoy), Jenius (di luar Digital Micro, 22% yoy), dan Mikro (29% yoy).
Sementara itu, kredit korporasi dan komersial lebih rendah sebesar 2% yoy dengan adanya dinamika suku bunga, fluktuasi nilai tukar, dan persaingan pasar yang ketat yang memengaruhi keputusan bisnis korporasi secara umum. Di sisi lain, kredit usaha kecil dan menengah (UKM) mencatatkan pertumbuhan 2% yoy yang dapat membantu sektor UKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.
Secara total penyaluran kredit SMBC Indonesia meningkat 1% yoy menjadi Rp188,1 triliun. Lebih lanjut, total aset SMBC Indonesia tumbuh tipis mencapai Rp240,1 triliun. Total dana pihak ketiga lebih rendah sebesar 2% yoy menjadi Rp117,4 triliun, namun SMBC Indonesia tetap mempertahankan performa dana pihak ketiga di segmen retail dengan mencatat pertumbuhan sebesar 14% yoy menjadi Rp59,2 triliun, dibandingkan Rp51,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan dana pihak ketiga di segmen retail ini didukung oleh transformasi di sejumlah cabang di sejumlah kota sepanjang Triwulan I-2025, sebagai kelanjutan dari transformasi merek yang diluncurkan Bank menjelang akhir tahun 2024. Sementara itu, deposito berjangka tumbuh 6% yoy menjadi Rp75,4 triliun, sehingga berdampak ke rasio CASA yang lebih rendah menjadi sebesar 36%.
Sementara itu, Jenius, solusi life finance dari SMBC Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin sektor perbankan digital di Indonesia. Jenius telah membukukan 6 juta pengguna terdaftar pada akhir Maret 2025, naik 8% yoy. Jenius juga mencatat kenaikan dana pihak ketiga sebesar 19% menjadi Rp31,7 triliun.
Penyaluran kredit oleh Jenius juga meningkat 19% menjadi Rp3,3 triliun. Kenaikan ini adalah bukti kinerja solid dari berbagai produk pinjaman Jenius yang meliputi Flexi Cash, Digital Micro, Kartu Kredit Jenius, dan Jenius Paylater.