MONETER
– PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mencatat pendapatan sebesar Rp 71,98
triliun di semester I/2022. Catatan ini naik 3,60% dibandingkan priode yang
sama tahun lalu Rp 69,48 triliun.
“Pendapatan mayoritas disumbang oleh pendapatan
data, internet, dan jasa teknologi informatika dengan nilai mencapai Rp41,52
triliun, 4,92% lebih tinggi dibandingkan dengan semester I/2021 sebesar Rp39,57
triliun,” tulis perseroan diketerangan resminya di Jakarta, Minggu (31/7/2022).
Tulisnya, pendapatan dari layanan Indihome pada
semester I/2022 sebesar Rp13,83 triliun, naik 7,39% yoy dibandingkan dengan Rp12,87 triliun pada semester I/2021. Selain
itu, kontribusi pendapatan dari layanan lainnya yang mencakup call center service, e-health, dan e-payment adalah Rp2,77 triliun.
Kata Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah,
pendapatan Telkom yang paling besar masih dari kontribusi layanan konektivitas
sebesar 65% dari keseluruhan pendapatannya.
“Saat ini paling besar masih di connectivity. Sisanya di digital
platform, digital services, legacy (telepon dan sms) juga masih
ada,” jelas Ririek.
Diketahui, pada tahun 2017, pendapatan perseroan
dari legacy atau layanan telepon dan
SMS masih berkontribusi sekitar 50%. Saat ini, kontribusi layanan telepon dan
SMS berkontribusi sekitar 17%. Layanan connectivity
seperti layanan data atau broadband
dan juga Indihome berkontribusi 65% terhadap pendapatan.
Sementara layanan digital services seperti big
data dan layanan digital platform yakni sejumlah aplikasi digital telah
memberikan kontribusi 20% terhadap pendapatan. Sementara laba usaha
Telkom di paruh I/2022 sebesar Rp22,93 triliun, turun 2,87% dibandingkan dengan
Rp23,61 triliun pada semester I/2021.
Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan
ke pemilik entitas induk perseroan meningkat 6,89% yoy dari Rp12,45 triliun pada semester I/2021, menjadi Rp13,31
triliun pada semester I/2022.
Dari sisi aset, jumlah aset perseroan per 30 Juni
2022 tercatat berada di posisi Rp275,27 triliun, atau turun dari nilai per
akhir Desember 2021 sebesar Rp277,18 triliun. Meski demikian, investasi jangka
panjang pada instrumen keuangan mengalami kenaikan dari Rp13,66 triliun menjadi
Rp14,97 triliun pada 30 Juni 2022.