Moneter.id – Kebijakan
pembangunan pertanian yang dijalankan oleh Pemerintah sejak tahun 2015 sampai dengan
Mei 2018 telah meningkatkan kesejahteraan petani.
“Hal itu, dapat
dilihat dari beberapa indikator,” kata Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi
Kementerian Pertanian Ketut Kariyasa, Minggu (24/06).
Pertama, kata Ketut, menurunnya secara
konsisten jumlah penduduk miskin di perdesaan baik secara absolut maupun
persentase meski penurunannya tidak sedrastis di wilayah perkotaan.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), pada September 2015, jumlah penduduk miskin di
perdesaan sebanyak 17,89 jiwa atau 14,09%. Lalu pada September 2016 turun
menjadi 17,28 juta jiwa atau 13,96%. “Pada
September 2017, turun lagi menjadi 16,31 juta jiwa atau 13,47%,” ujar
Ketut.
Ketut
menjelaskan, yang kedua, membaiknya kesejahteraan petani juga dapat dilihat
dari berkurangnya ketimpangan pengeluaran (menurunnya Gini Rasio) yang juga
mencerminkan semakin meratanya pendapatan petani di pedesaaan.
Menurut data
BPS, sejak Maret 2015 sampai Maret 2017, Gini Rasio pengeluaran
masyarakat di perdesaan terus menurun, dari 0,334 pada tahun 2015 menjadi 0,327
pada 2016 dan menurun lagi menjadi 0,302 pada 2017.
Kondisi ini secara implisit
menunjukkan semakin membaiknya pendapatan petani.
“Gini
Rasio di perkotaan juga mengalami penurunan, namun masih berada dalam
ketimpangan sedang, sementara di perdesaan sudah berada dalam ketimpangan
rendah,” jelasnya.
Kemudian ketiga, kata Ketut,
dapat dilihat dengan semakin membaiknya daya beli masyarkat petani di
perdesaan. Hal ini terlihat dari indeks Nilai Tukar Petani (NTP) dan Indek
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP).
Berdasarkan data yang
dirilis BPS, secara nasional pada Mei 2018 indeks NTP sebesar 101,99 atau
meningkat 0,37% jika dibanding April yang hanya 101,61. NTP Mei 2018 ini pun
lebih besar dibanding Mei 2017 yang hanya 100,15. Begitu juga indek NTUP
meningkat 0,32% dari 111,03 pada April 2018 menjadi 111,38 pada Mei 2018.
“Kenaikan NTP dan NTUP ini
menunjukkan membaiknya daya beli petani yang secara otomatis menunjukkan
kesejahteraan petani membaik. Meningkatkanya daya beli petani juga terjadi jika
dibandingkan pada tahun sebelumnya atau Mei 2017,” pungkasnya.
(HAP)