MONETER –
PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) berhasil merealisasikan belanja modal
sebesar Rp 844,3 miliar di kuartal I/2022. Angka tersebut masih jauh dari
target belanja modal yang mencapai Rp9,11 triliun pada tahun ini.
“Rincian
rencana belanja modal JSMR yakni sebanyak 5,65 triliun belanja modal induk
usaha, Rp4,07 triliun belanja anak usaha konsesi jalan tol, serta belanja modal
anak usaha pengoperasian jalan tol dan prospektif sebesar Rp1,79 triliun,
sehingga rencana belanja modal sebelum konsolidasi sebesar Rp9,54 triliun,”
kata Direktur Utama Jasa Marga, Subakti Syukur di Jakarta, Senin (27/6/2022).
Katanya,
penyertaan belanja modal konsolidasi kuartal I/2022 seharusnya mencapai Rp1,33
triliun, tetapi realisasi lebih rendah menjadi sebesar Rp844,3 miliar. Hal ini
disesuaikan dengan belanja dari bisnis prospektif dan kebutuhan anak usaha.
“Realisasi
belanja modal induk usaha mencapai Rp311,8 miliar, sementara anak usaha konsesi
jalan tol sebesar Rp507 miliar,” ujarnya.
Adapun,
realisasi belanja modal anak usaha pengoperasian jalan tol dan perspektif baru
Rp25,5 miliar. Penyerapan belanja modal konsolidasi sampai dengan kuartal
I/2022 lebih rendah 36,9% dari rencana karena disesuaikan dengan kebutuhan
setoran modal anak usaha, belanja modal induk, dan penyesuaian terhadap
investasi bisnis prospektif.
Adapun,
belanja modal anak usaha konsesi jalan tol yang mencapai Rp507 miliar digunakan
untuk konstruksi jalan tol di antaranya Jogja-Solo, Jogja-Bawen,
Jakarta-Cikampek Selatan, dan Manado Bitung, serta belanja modal operasional
jalan tol. JSMR mencatatkan laba bersih pada 2021 sebesar Rp1,62 triliun,
melonjak hingga 222,4% dibandingkan dengan 2020.
Kinerja
positif ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan usaha sebesar Rp11,78 triliun,
naik sebesar 22,8% jika dibandingkan dengan 2020. Pendapatan usaha ini berasal
dari pendapatan tol sebesar Rp10,79 triliun, naik sebesar 23,1% dibandingkan
dengan 2020, serta kenaikan pendapatan usaha lain sebesar Rp990,07 miliar, naik
sebesar 20,0% dibandingkan dengan 2020.
Tahun
ini, perseroan membidik pendapatan usaha di luar konstruksi hingga Rp13,38
triliun seiring dengan peningkatan jumlah pengguna jalan tol setelah pandemi
Covid-19 mereda.