Moneter.id – Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau Bank DKI mencatat laba bersih sebesar
Rp 563,03 miliar di kuartal III/2018. Laba ini naik 7,5% dibandingkan periode
sama tahun sebelumnya sebesar Rp 524 miliar.
Direktur Keuangan Bank DKI, Sigit
Prastowo mengatakan, raihan ini didorong oleh pendapatan bunga bersih dari
penyaluran kredit.
“Peningkatan
penyaluran kredit tersebut ditopang oleh sejumlah aspek seperti fokus Bank DKI
dalam pemberdayaan segmen usaha mikro melalui pemberian modal usaha,” katanya,
Rabu (31/10).
Seperti diketahui, hingga kuartal III/2018,
penyaluran kredit Bank DKI Rp 30,82 triliun atau naik 20,4% secara yoy
dibandingkan periode sama 2017 Rp 25,59 triliun.
Realisasi
penyaluran kredit Bank DKI di segmen mikro sampai kuartal III/2018 Rp 620 miliar
naik 29,1% yoy dibandingkan periode sama 2017 Rp 416 miliar. Peningkatan ini
didorong oleh ekspansi kredit ke pasar DKI Jakarta dan sekitarnya.
Kemudian, dari sisi rasio kredit
bermasalah (non performing loan/NPL),
mengalami perbaikan dari 4,74% per September 2017 menjadi 3,19% per September
2018. Membaiknya rasio NPL tersebut didorong dengan upaya perbaikan proses
kredit untuk memastikan penyaluran kredit dilakukan secara prudent.
“Beberapa hal yang dilakukan antara
lain dengan menyempurnakan SOP, penataan kewenangan memutus kredit sesuai
dengan prinsip four eyes principles, sentralisasi proses analisa dan
administrasi kredit, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang
perkreditan,” tambah Sigit.
Lalu, total Aset Bank DKI juga
tercatat sebesar Rp 48,81 triliun. Return On Asset (ROA) Bank DKI tercatat
sebesar 2,11%, Return on Equity (ROE) sebesar 10,03% dan Net Interest Margin
(NIM) sebesar 5,50%. Per September 2018, LDR perseroan juga tercatat membaik
dari 61,86% di periode tahun sebelumnya menjadi 82,66% per September 2018.
(TOP)