Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan bahwa tabungan masyarakat di berbagai segmen mengalami pertumbuhan dengan peningkatan terbesar pada tabungan di atas Rp5 miliar sebesar 16,24 persen.
“Untuk simpanan tabungan, angka ini tumbuh cukup tinggi. Pertumbuhan simpanan besar itu didorong oleh kinerja sejumlah korporasi, mengingat beberapa sektor terlihat mengalami pertumbuhan positif,” kata Ketua Dewan Komisioner LPS Anggito Abimanyu di Jakarta, Senin (3/11/2025).
Menurutnya, kredit investasi juga menunjukkan tren meningkat, yang akhirnya berdampak positif terhadap porsi tabungan di atas Rp5 miliar. “LPS juga mencatat simpanan bernilai kecil, yakni rentang Rp5 juta hingga Rp10 juta tumbuh sebesar 8,55 persen, sedangkan tabungan di bawah Rp5 juta tumbuh 7,91 persen,” jelas Anggito.
“Ini merupakan indikasi dari mulai meningkatnya kemampuan penabung berskala keci. Ini observasi kami dari sisi penabung,” ucapnya.
Kemudian, untuk simpanan di atas Rp100 juta, tercatat tumbuh sebesar 4,19 persen. Meski naik, namun pertumbuhannya melambat dibandingkan catatan akhir pada Desember 2024 sebesar 4,82 persen. “Kami akan lihat nanti dalam dua bulan kemudian apakah kondisinya akan lebih baik dari 2024. Kami belum bisa menyampaikan saat ini,” kata Anggito.
LPS pun meminta perbankan untuk menurunkan tingkat suku bunga simpanan. Pasalnya, rata-rata suku bunga simpanan perbankan masih berada di atas Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) meski pihaknya terus menurunkan TBP.
Per September 2025, LPS telah menurunkan TBP sebesar 25 bps dari 3,75 persen menjadi 3,50 persen untuk simpanan Rupiah di bank umum.
Namun, porsi nasabah yang mendapatkan suku bunga simpanan di atas TBP justru meningkat, dari 13 persen pada 2022 menjadi 32 persen pada September 2025. “LPS bersama lembaga anggota KSSK lainnya mendorong perbankan untuk menyesuaikan suku bunga simpanan ke tingkat yang wajar,” ujar Anggito.




