Moneter.id
–
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menargetkan menggalang dana sekitar
US$150 juta melalui aksi korporasi penerbitan saham baru melalui hak memesan
efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights
issue.
Kata Anthony R. Mathias, Direktur Perencanaan &
Keuangan/Direktur Independen Medco Energi Internasional, rencana HMETD
diharapkan bisa terealisasi pada pada kuartal III/2020.
”Target dana yang ingin dihimpun sekitar US$150 juta
dalam right issue kali ini, kami
ekspektasikan mungkin tidak lebih dari itu,” ujarnya belum lama ini.
Disebutkan, perseroan berencana akan melepas
sebanyak-banyaknya 7,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp25 per saham (PUT
III).
Untuk aksi korporasi ini, MEDC akan meminta
persetujuan pemegang saham dengan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS)
pada 25 Juni 2020. Setiap pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya
untuk memesan saham baru dalam HMETD akan terdilusi maksimum 29,5%.
Per 6 Mei 2020, komposisi pemegang saham MEDC terdiri
atas PT Medco Daya Abadi Lestari sebesar 50%, Diamond Bridge Pte. Ltd. 21,38%,
PT Medco Duta 0,19%, PT Multifabrindo Gemilang 0,04%, dan publik 27,87%.
Adapun, perseroan memiliki saham treasuri sebesar 0,52%.
“Hasil dari dana yang dihimpun kali ini setelah
dikurangi biaya emisi akan digunakan sebagai modal kerja baik bagi perseroan maupun
anak usaha perseroan,” kata Antony lagi.
Adapun, di tengah tingginya volatilitas harga minyak
mentah dunia, emiten tambang migas itu mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure sebesar
US$240 juta.
Untuk diketahui, jumlah tersebut telah dipangkas
sebesar US$100 juta dari target panduan yang ditetapkan perseroan pada awal
tahun ini di kisaran US$340 juta. Dari total capex yang baru itu sebesar US$180
juta dialokasikan untuk segmen migas, sedangkan US$60 juta untuk segmen
listrik.
Perseroan yakin bahwa dalam ketidakpastian lingkungan
makro saat ini, rencana penambahan dalam modal perseroan melalui HMETD
merupakan suatu langkah yang bijaksana untuk mendukung posisi keuangan
perseroan.
Selain itu, perseroan juga berencana melakukan
rasionalisasi portfolio dengan melepaskan asetnya di Libya (Blok 47). Perseroan
telah menyampaikan surat permintaan persetujuan atas pembukaan informasi teknis
kepada beberapa pembeli potensial blok 47 kepada pemerintah Libya.
Nantinya, penyelesaian divestasi itu akan menghapus
Libya dari wilayah kerja perseroan dan MEDC tidak memiliki niat untuk
melanjutkan atau mencari peluang lain di Libya.