Senin, Oktober 6, 2025

Menperin Pastikan Industri Korsel Tetap Investasi di Indonesia

Must Read

Moneter.id – Pemerintah Indonesia terus berupaya menarik investasi
Korea Selatan di sektor industri manufaktur. Langkah strategis ini bertujuan
untuk memperdalam struktur industri manufaktur nasional agar lebih berdaya
saing di kancah global.

“Di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, salah satu
program prioritas yang perlu dilaksanakan adalah menarik investasi,” kata
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai mendampingi Presiden Joko
Widodo bertemu dengan empat pimpinan perusahaan besar Korsel di Seoul, Senin
(10/9) pagi.

Keempat pelaku industri dari Negeri Ginseng tersebut
adalah Chairman Cheil Jedang (CJ) Group Lee Jae-hyun, Vice Chairman Lotte Group
Hwang Kag-gyu, CEO Posco Oh-Joon Kwon, dan Vice Chairman Hyundai Group Chung
Ei-sun. “Yang kita bicarakan mengenai peningkatan investasi dan perkembangan
investasi yang sedang berjalan,” ungkap Airlangga.

Menperin menyebutkan, misalnya CJ Group yang sudah
memiliki pabrik di Pasuruan dan Jombang, Jawa Timur. “Mereka adalah produsen
monosodium glutamate (MSG), lysine, hingga pakan ternak,” ujarnya.

Baca juga: Menperin: Diaspora Indonesia di Korea PunyaPeranan Strategis Realisasikan Industri 4.0

Sepanjang tahun 2011-2015, perusahaan bio itu telah
menanamkan investasinya mencapai USD500 juta. Kemudian,
Lotte Group sedang membangun pabrik
petrokimia dengan nilai investasi sebesar USD4 miliar di Cilegon, Banten.
Perusahaan ini akan memproduksi naphtha
cracker
dengan total kapasitas sebanyak dua juta ton per tahun.

“Bahan baku
kimia tersebut diperlukan untuk menghasilkan
ethylene, propylene dan
produk turunan lain, sehingga nantinya kita tidak perlu lagi impor,” tegasnya.

Rencananya, kata Menperin, proyek ini akan membuka
lapangan pekerjaan sebanyak 9.000 orang. “Untuk Hyundai mereka sudah
menandatangani MoU mengenai rencana investasinya,” lanjut Airlangga. Sementara
Posco melanjutkan percepatan pembangunan proyek klaster 10 juta ton baja di
Cilegon yang diperkirakan tercapai pada tahun 2025. “Jadi, semuanya memastikan
komitmen mereka untuk tetap invetasi di Indonesia,” imbuhnya.

Menperin menambahkan, untuk industri otomotif dan kimia
merupakan sektor yang tengah dipacu pengembangannya sesuai implementasi Making
Indonesia 4.0. “Sektor-sektor tersebut yang akan menjadi pionir dalam penerapan
revolusi industri keempat, dengan aspirasi besarnya adalah menjadikan Indonesia
masuk dalam jajaran 10 negara perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030,” paparnya.

Oleh karena itu, guna menarik investasi, Pemerintah
Indonesia bertekad menciptakan iklim bisnis yang kondusif serta memberi
kemudahan dalam perizinan usaha. “Pasalnya, di Korea sudah punya kebijakan yang
mereka sebut
New Southern Policy, sebagai tindak
lanjut dari Kunjungan Moon Jae-in ke Indonesia pada tahun lalu,” tutur
Airlangga.

Diharapkan, melalui penguatan kemitraan pengusaha
RI-Korsel, mendukung pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua
negara. Saat ini, Korsel menempati negara ketiga terbesar yang menanamkan
modalnya di Indonesia, melalui berbagai investasi di sektor industri dasar
seperti baja dan petrokimia. Perusahaan-perusahaan Korsel di Indonesia telah
menyerap sebanyak 900 ribu tenaga kerja.
 

Potensi perdagangan kedua negara sangat besar. Tahun
2017, neraca perdagangan RI-Korsel mengalami surplus sebesar USD78 juta dari
total nilai perdagangan yang mencapai USD17 miliar. Diproyeksi nilai
perdagangan kedua negara semakin meningkat dengan target sebesar USD30 miliar
tahun 2022.

 

(TOP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img