Moneter.id – Surakarta – Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan
industri baterai kendaraan listrik terbesar di dunia melalui program hilirisasi
sumber daya alam, terutama bahan baku baterai, serta menggaet investasi dari
luar negeri
"Kita
ingin menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara industrialis baterai mobil
terbesar di dunia," kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Selasa (22/8/2023).
Menurutnya,
saat ini tren industri otomotif global tengah mengarah ke pemanfaatan kendaraan
dengan bahan bakar berbasis listrik di mana salah satu komponen penting yang
dibutuhkan dalam produksi kendaraan listrik adalah baterai.
"Ke
depan (bahan bakar) fosil, batubara akan ditinggalkan. (Tahun) 2030 mobil-mobil
di dunia hampir semua pakai mobil listrik dan mobil listrik itu komponennya 40
persen baterai 60 persen," ujar Bahlil.
Bahlil
bilang, bahwa bahan baku utama dari baterai kendaraan listrik adalah nikel,
kobalt, mangan, dan litium. Dan Indonesia memiliki cadangan nikel sebanyak 25
persen dari total secara global.
Pada
2017 hingga 2018 pendapatan ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah hanya
bernilai sebesar 3,3 miliar dolar Amerika (Rp 50,5 triliun). Hal tersebut
membuat Presiden Joko Widodo menginstruksikan untuk menghentikan ekspor bahan
baku mentah dan memulai hilirisasi.
"Nikel
ini, Indonesia (memiliki) cadangan nikel dunia 25 persen. Pada tahun 2017-2018
ekspor kita itu hanya 3,3 miliar dollar AS kemudian Jokowi perintahkan stop
ekspor," ucap Bahlil.
Setelah
menerapkan larangan ekspor dan memberlakukan kebijakan pembangunan industri
hilirisasi nikel, Bahlil mengatakan pendapat ekspor nikel yang telah menjadi
produk hilirisasi pada tahun 2022 naik hampir sepuluh kali lipat.
"Begitu
kita menyetop ekspor nikel kita bangun smelter,
kita bangun industri, dan sekarang hasilnya dari 2019-2020 sampai dengan 2022
nilai ekspor kita dari nikel menjadi 30 miliar US dollar (Rp 459
triliun)," ujar Bahlil.
Dalam
membangun industri produksi baterai kendaraan listrik dalam negeri, Bahlil
mengatakan, Indonesia menggaet beberapa perusahaan energi maupun otomotif luar
negeri seperti CATL, BASF, VW, LG, dan Ford untuk berinvestasi di Indonesia.
Bahlil
menuturkan dengan program hilirisasi yang tengah digencarkan saat ini
diharapkan dapat meningkatkan pendapat PDB per kapita Indonesia mencapai 11
ribu dolar AS (Rp 168 juta) dalam 10 tahun ke depan.
"Sepuluh tahun
ke depan, kita ingin pendapatan per kapita kita harus 10 ribu sampai 11 ribu
dolar. Nah itu rumusnya, salah satu diantaranya adalah penciptaan nilai tambah
lewat hilirisasi," tungkasnya.