Selasa, September 30, 2025

Moody’s Turunkan Peringkat Spindo Jadi B2 Negatif

Must Read

Moneter.id – Lembaga pemeringkat Moody’s Investor Service menurunkan
outlook PT Steel Pipe Industry of Indonesia (Spindo) Tbk (ISSP) dari B2 stabil
menjadi B2 negatif. Hal ini lantaran pertimbangan fluktuasinya harga baja dalam
1,5 tahun kedepan.

Moody’s
Vice President and Senior Credit Officer, Brian Grieser menyampaikan, peringkat
Spindo diturunkan karena margin kotor perseroan diprediksi tertekan karena
fluktuasi harga baja dalam 1—1,5 tahun mendatang.

”Harga baja akan terus volatil dalam 12—18 bulan ke depan
sehingga dapat meningkatkan leverage
perusahaan,” kata Brian, Kamis (24/8).

Brian
menjelaskan, harga baja berkontribusi sebesar 85%—95% dari total biaya yang
dikeluarkan perusahaan, terhitung dari nilai barang yang terjual. Kondisi ini
menyebabkan ISSP akan mendapat dampak negatif dari harga baja global.

“Meski perusahaan menggunakan skema pembayaran cost plus, ISSP dinilai tetap sulit
untuk langsung mendistribusikan beban dari kenaikan harga baja tersebut pada
konsumen. Akibatnya, margin kotor Spindo tercatat mengalami penurunan menjadi
15% selama 1 Juli 2017—30 Juni 2018,” bebernya.

Ia
menjelaskan, margin kotor perusahaan dengan produk pipa baja dengan variasi
diameter paling banyak tersebut sempat mencapai 25% pada 2016, dan mulai turun
ke level 18% pada 2017 lalu.

Dengan fluktuasi harga baja dunia yang diprediksi terus
berlangsung hingga 1,5 tahun ke depan, Moody’s memprediksi margin kotor ISSP
akan tetap stabil di level 15%. Perseroan dinilai tetap dapat mempertahankan
level margin tersebut seiring upaya untuk menaikkan harga jual.

”Sedangkan untuk leverage yang perhitungannya disesuaikan
terhadap utang dan EBITDA, akan berada pada kisaran 5,5 kali—6,5 kali. Level
itu cukup tinggi jika dibandingkan dengan rating B2 yang kini dipegang
perusahaan,” ucapnya.

Meski
demikian, dia menegaskan level utang Spindo akan meningkat karena perusahaan
membutuhkan investasi yang cukup besar dan cukup tergantung dengan pendanaan
yang periodenya jangka pendek.

Brian mencatat Spindo berupaya mempertahankan
invesntorinya dalam jumlah seimbang, mengingat 65% bahan baku perseroan diimpor
dalam jumlah besar. Meski perseroan mempertahankan jumlah inventorinya di level
rendah sejak kuartal III/2017, penyimpanan perseroan terbilang masih cukup
besar.

Moody’s
memprediksi belanja modal Spindo akan berada di level rendah pada 2018—2019,
untuk menekan risiko keuangan perseroan. Sebagian besar belanja modal tersebut
akan dialokasikan untuk membangun gudang penyimpanan guna meningkatkan
penjualan perseroan di pasar domestik. Adapun, Moody’s menyebut entitas
berpeluang kembali meningkatkan rating Spindo menjadi stable jika perseroan
mampu mempertahankan tingkat EBITDA yang stabil. Sebaliknya, Moody’s bisa saja
menurunkan lagi peringkat jika perusahaan tidak dapat menjaga level EBITDA.

Sebagai
informasi, Spindo tahun ini menargetkan pendapatan tumbuh 20% dan untuk
memenuhi target tersebut, perseroan mengincar beberapa proyek baru dan salah
satunya proyek yang didapat adalah pengadaan pipa transmisi ruas
Cirebon-Semarang.

 

(HAP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

Lepas Ekspor Produk Olahan Susu dari Cikarang, Mendag Busan : Ini Bukti Daya Saing Produk Mamin Indonesia

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melepas ekspor empat kontainer susu bubuk dan susu kental manis produksi PT Frisian Flag...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img