Moneter.id – Kedai kopi asal Amerika Serikat (AS), Starbucks Corp memperkirakan
pertumbuhan penjualan lebih lambat dari perkiraan pada kuartal I/2018. Starbucks
berencana untuk menutup sekitar 150 gerainya di AS pada tahun fiskal mendatang.
Penutupan
gerai ini untuk meningkatkan kinerja Starbucks. Proyeksi ini membuat saham
Starbucks turun hingga 2%.
Starbucks saat ini sedang menghadapi
persaingan, baik dari kedai kopi kelas atas dan jaringan makanan cepat saji
dengan harga lebih rendah seperti McDonald’s Corp dan Dunkin Donuts.
Jaringan kopi terbesar di
dunia ini sedang mengantisipasi pertumbuhan bersih toko baru yang lebih rendah
di AS untuk tahun fiskal 2019 dan mengatakan akan mengatasi preferensi konsumen
yang berubah dengan cepat dengan memperkenalkan minuman dingin baru seperti
minuman buah naga dan mangga serta berfokus pada tren kesehatan dan kebugaran
yang meningkat.
“Pada awal bulan ini bahwa
dia akan mundur dari perusahaan pada tanggal 26 Juni. Pada April lalu, Schultz
bekerja bersama CEO Kevin Johnson untuk membantu membatasi kerusakan pada citra
perusahaan setelah insiden profiling rasial yang melibatkan penangkapan dua
pria kulit hitam di sebuah cabang di Philadelphia,” kata Direktur eksekutif
sekaligus co-founder Starbucks, Howard Schultz dilansir Reuters, Rabu (20/06)
Starbucks mengatakan pihaknya
memperkirakan penjualan global akan naik satu persen pada kuartal ketiga. Angka
tersebut di bawah kenaikan yang diperkirakan oleh para analis sebesar tiga
persen.
“Beberapa peningkatan
biaya kami adalah investasi yang sesuai untuk masa depan, kinerja kami
baru-baru ini tidak mencerminkan potensi dari merek kami yang luar biasa dan
tidak dapat diterima,” kata CEO Kevin Johnson.
Secara historis, perusahaan
yang berbasis di Seattle ini sudah menutup sekitar 50 toko setahun terakhir.
Namun, di
sisi lain Starbucks mengatakan akan membuka lebih banyak toko di bawah
penetrasi pasar dan mengeksplorasi opsi strategis untuk lisensi toko yang
dioperasikan perusahaan.
Cina adalah penggerak
pertumbuhan terbesar perusahaan dengan penjualan toko yang sama naik 4% pada
kuartal yang dilaporkan terakhir.
Perusahaan
juga mengatakan akan memotong biaya umum dan administrasi dengan rencana untuk
bermitra dengan konsultan eksternal untuk mempercepat proses.
Pada awal Mei, Nestle yang
berbasis di Swiss mengatakan akan membayar Starbucks 7,15 miliar dolar AS untuk
hak eksklusif menjual kopi dan teh Starbucks.
Kerja sama
itu membebaskan Starbucks untuk fokus pada peningkatan bisnis kafe andalan AS
ini.
(HAP)