Moneter.id – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa menyatakan
salah satu strategi untuk menekan inflasi yakni melakukan operasi pasar secara
harian bersama Bulog.
“Jadi rata-rata 10 truk, kurang lebih 1.000 ton digelontorkan ke
masyarakat. Langkah berikutnya adalah dengan mendorong badan usaha milik daerah
sebagai penyangga permodalan bagi para petani,” kata Iwa akhir pekan lalu.
Iwa mengatakan menurut data BPS (Badan Pusat Statistik),
inflasi di Jawa Barat capai 3.54%. Jika
inflasi tidak terkendali akan berdampak pada penurunan daya beli masyatakat,
penurunan investasi, berkurangnya daya saing, peningkatan kemiskinan dan
pengangguran.
“Sehingga akhirnya akan menurunkan Indeks Pembangunan
Manusia atau IPM,” katanya. Langkah berikutnya, lanjutnya, mendorong badan usaha milik
daerah sebagai penyangga permodalan bagi para petani.
Strategi lainnya, kata dia, ada saran agar pada tahun ajaran
baru tahun 2019 Dinas Pendidikan Jabar melakukan evaluasi batas atas terkait
sumbangan dari orangtua murid, baik swasta maupun negeri. “Agar dananya terkendali, karena dana ini merupakan
salah satu penyumbang inflasi yang cukup tinggi,” katanya.
Lebih lanjut Iwa mengatakan, Pemprov Jabar juga akan mencoba
menaikan produksi telor ayam dan daging ayam ras melalui “digity
farming” dan penguatan pusat distribusi.
“Makanya, Alhamdulillah pada tahun 2019 kita akan ada
pasar induk dukungan dari pemerintah pusat. Kita kan belum punya pasar induk
seperti Jakarta, dan yang keempat adalah mengenai biaya transportasi,”
katanya.
Iwa mengatakan telah mengarahkan Dinas Perhubungan Jabar
untuk mendorong kelancaran distribusi barang. “Untuk gas dan bahan bakar, sudah minta pada Dinas ESDM
Jabar melakukan koordinasi dengan Pertamina, jika kurang,” katanya.