Selasa, September 30, 2025

RUU Plafon Utang AS Disetujui, Harga Minyak Naik di Perdagangan Asia

Must Read

MONETER – Harga minyak
naik di perdagangan Asia pada Jumat (2/6/2023) sore, didorong sentimen bullish menyusul
pengesahan RUU plafon utang AS di Washington, sementara pasar mempertimbangkan
kemungkinan pemotongan produksi OPEC+ yang mendukung harga selama akhir pekan.

Minyak mentah berjangka
Brent terangkat 71 sen atau 0,96 persen, menjadi diperdagangkan di 74,99 dolar
AS per barel pada pukul 06.00 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas
Intermediate (WTI) AS naik 66 sen atau 0,94 persen, menjadi diperdagangkan pada
70,76 dolar AS.

Pasar diyakinkan oleh
pengesahan undang-undang oleh Kongres yang menangguhkan plafon utang pemerintah
AS sebesar 31,4 triliun dolar AS, serta sinyal sebelumnya tentang potensi jeda
kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.

RUU itu disetujui oleh
Senat pada Kamis (1/6/2023) malam waktu AS, mencegah gagal bayar negara
tersebut yang akan mengguncang pasar keuangan global.

Sentimen pasar juga
didukung oleh data stok minyak mentah AS pada Kamis (1/6/2023) dari Badan
Informasi Energi, yang mengindikasikan bahwa impor minyak mentah telah melonjak
minggu lalu.

Perhatian investor sekarang
tertuju pada pertemuan 4 Juni Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan
sekutunya termasuk Rusia, yang secara kolektif disebut OPEC+.

Para menteri dari negara
penghasil minyak utama akan memutuskan apakah akan memangkas produksi lebih
lanjut untuk mendukung pendapatan pemerintah.

Pengurangan lebih lanjut
dalam produksi OPEC+ setelah pemotongan mengejutkan mereka sebesar 1,16 juta
barel per hari pada April akan menjadi bullish untuk harga minyak mentah.

Sinyal tentang penurunan
tersebut bervariasi, dengan laporan Reuters dan analis dari bank termasuk HSBC
dan Goldman Sachs menunjukkan bahwa penurunan produksi lebih lanjut tidak
mungkin terjadi dan blok tersebut akan mengadopsi pendekatan “tunggu dan
lihat”.

Pengamat pasar lain
telah menunjuk data manufaktur yang lemah dari China dan AS membuat kemungkinan
pemotongan OPEC+ lebih besar.

“Harga minyak
stabil setelah serangkaian data manufaktur global yang mengecewakan mendukung
OPEC+ untuk melakukan pengurangan produksi lainnya,” kata Edward Moya,
analis pasar senior di OANDA.

Di AS, Institute for
Supply Management (ISM) mengatakan pada Kamis (1/6/2023) bahwa PMI
manufakturnya turun menjadi 46,9 bulan lalu dari 47,1 pada April, bulan ketujuh
berturut-turut PMI bertahan di bawah ambang batas 50, menunjukkan kontraksi
dalam aktivitas manufaktur di konsumen minyak terbesar dunia itu.

Data manufaktur dari
China melukiskan gambaran beragam, dengan PMI manufaktur China dari
Caixin/S&P Global pada Kamis (1/6/2023) yang lebih baik dari perkiraan
kontras dengan data resmi pemerintah hari sebelumnya yang melaporkan aktivitas
pabrik pada Mei telah menyusut ke level terendah dalam lima bulan.

Namun, para pedagang
“berpikir bahwa Rusia mungkin belum tentu berpegang teguh pada penurunan
produksi, terutama karena mereka berjuang untuk berkomitmen pada harga
mereka,” tambah Moya. (Ant)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

Lepas Ekspor Produk Olahan Susu dari Cikarang, Mendag Busan : Ini Bukti Daya Saing Produk Mamin Indonesia

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melepas ekspor empat kontainer susu bubuk dan susu kental manis produksi PT Frisian Flag...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img