Moneter.id – Dalam rangka
menyambut gelaran Asian Games 2018 sekaligus mengkampanyekan gerakan ekonomi
berkelanjutan. Kementerian Perindustrian bersama pelaku industri nasional
berkolaborasi melakukan kegiatan bersih-bersih di kawasan Gelora Bung Karno
(GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (5/8).
“Asian Games
menjadi momentum bagi Indonesia untuk menunjukkan prestasi dan potensi yang
dimiliki baik dari sisi budaya, lingkungan maupun infrastruktur yang ada,” kata
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara Kolaborasi Industri untuk
Indonesia Bersih di GBK Senayan, Jakarta, MInggu (5/8).
Menperin
menyampaikan, kerja bakti yang diikuti 1.300 peserta yang terdiri dari
masyarakat industri dari berbagai perusahaan serta karyawan Kementerian
Perindustrian tersebut adalah untuk mengumpulkan sampah, terutama yang berbahan
dasar plastik. Dari hasil sampah yang terkumpul, akan diserahkan kepada
industri daur ulang agar kemudian dilakukan pengolahan sehingga menjadi bahan
baku produk selanjutnya.
“Kami
berharap, melalui kegiatan ini, seluruh lapisan masyarakat dapat mengubah
paradigmanya agar memperlakukan sampah sebagai sumber daya alternatif dengan
melakukan pemanfaatan kembali, proses daur ulang atau proses lainnya,” papar
Airlangga.
Pada tahun 2017, jumlah sampah nasional sebesar 65,8 juta
ton. Sementara, limbah plastik
diperkirakan berkontribusi
hingga 14-16% dari
keseluruhan sampah di
Indonesia.
Saat ini, di
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, setiap harinya menerima
sebanyak 6500 ton
sampah dari seluruh wilayah Jakarta. Apabila sampah
tersebut hanya ditumpuk saja dan tidak dilakukan pengelolaan, TPST Bantar
Gebang cukup bertahan
sekitar 10 tahun
lagi.
Menperin
menegaskan, pemerintah sedang gencar menggalakkan konsep circular economy di berbagai aspek kehidupan. Langkah ini guna
mentransformasi dari konsep linear
economy yang hanya menganut prinsip produksi, penggunaan, dan pembuangan
untuk menggunakan potensi setiap material.
“Sementara,
konsep utama pada circular economy
lebih dikenal melalui prinsip 5R,” jelasnya. Prinsip ini antara lain dilakukan
melalui reduce atau pengurangan
pemakaian material mentah dari alam. Selain itu, reuse atau optimasi penggunaan material yang dapat digunakan
kembali, daur ulang (recycle),
perolehan kembali (recovery), dan
perbaikan (repair).
Menurut
Airlangga, industri manufaktur berperan penting dan memberikan dampak yang luas
dalam mewujudkan circular economy di
Indonesia. “Oleh karenanya, kami mengajak kepada pelaku industri nasional untuk
bersinergi mengusung ekonomi berkelanjutan melalui berbagai kegiatan, di
antaranya pelestarian lingkungan serta
peggunaan teknologi bersih, biokimia, dan energi terbarukan,” tuturnya.
Sebelumnya, Kemenperin
telah mengeluarkan kebijakan industri hijau sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3
tahun 2015 tentang Perindustrian. Dalam regulasi tersebut, industri hijau
didefinisikan sebagai industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya
efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga
mampu menyelaraskan pembangunan Industri dengan kelestarian fungsi lingkungan
hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Kami
berharap juga, agar
kerja sama seluruh pemangku kepentingan ini
tetap terus dijaga
dan semakin erat agar mampu membebaskan Indonesia dari darurat sampah dan
menjaga Jakarta tetap bersih.
Jadi, kita mengawali kegiatan dengan bersih dan sesudahnya juga harus bersih,”
pungkasnya.
(TOP)