Moneter.id
– PT
Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau
Sritex berencana
menerbitkan surat utang senilai US$ 325 juta. Rencananya surat utang itu akan
dicatatkan pada Bursa Singapura (SGX-ST).
“Penerbitan
surat utang tersebut dijamin oleh anak usaha perseroan, yakni PT Sinar Pantja
Djaja, PT Bitratex Industries dan PT Primayudha Madirijaya,” tulis Sritex diketerangan resminya, Senin (11/1).
Dalam laporan keuangan SRIL periode yang berakhir
30 September 2020, utang jangka pendek perseroan tercatat sebesar US$ 246 juta.
Rincinya, utang bank jangka pendek senilai US$ 174,3 juta, utang bank yang akan
jatuh tempo dalam waktu satu tahun senilai US$ 6,8 juta dan oblilgasi senilai
US$ 65 juta. Sedangkan utang bank jangka panjang tercatat senilai US$ 357,1
juta. Sehingga total kewajiban tercatat US$ 1,08 miliar.
Pada kuartal III/2020, perseroan membukukan
penjualan sebesar US$ 907 juta atau naik 1,34% dibandingkan periode sama di
tahun sebelumnya yang membukukan sebesar US$ 895 juta.
Penjualan ini diperoleh dari segmen ekspor sebanyak
US$ 517 juta dan lokal US$ 390 juta. Beban pokok penjualan meningkat 3,21%%
menjadi US$ 738 juta dibandingkan kuartal III/2019 yang tercatat US$ 715 juta.
Maka demikian, laba bruto yang diperoleh US$ 168
juta atau turun 6,14% dari sebelumnya US$ 179 juta. Laba sebelum pajak
penghasilan mengalami peningkatan 0,17% menjadi US$ 80,12 juta dibandingkan periode
sama di tahun sebelumnya yang membukukan sejumlah US$ 79,98 juta.
Sementara laba periode berjalan yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 21,88% menjadi US$ 73,79 juta
dibandingkan kuartal III/2019 yang membukukan sejumlah US$ 72,21 juta.
Secara total aset, hingga periode 30 September 2020
perseroan mencatatkan peningkatan 11,61% menjadi US$ 1,73 miliar apabila
dibandingkan dengan periode 31 Desember 2019 yang memperoleh US$ 1,55 miliar.
Kemudian total liabilitas meningkat 0,11% menjadi
US$ 1,07 miliar dari semula Rp 966 juta dan total ekuitas naik 11,65% menjadi
US$ 661 juta dari sebelumnya US$ 592 juta. Selanjutnya dalam memacu
pertumbuhan bisnisnya, perseroan juga memproduksi alat pelindung diri
(APD) untuk pasar ekspor.