Moneter.id
–
Uang beredar atau likuiditas perekonomian dalam arti luas (M2) pada November 2020
tercatat Rp6.817,5 triliun. Angka ini tumbuh 12,2 persen secara tahunan (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan
pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,5 persen (yoy).
“Hal itu didukung oleh komponen uang beredar
dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi,” kata Direktur Eksekutif Departemen
Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono di Jakarta, Rabu (30/12/2020).
Erwin menjelaskan perkembangan tersebut didorong oleh
pertumbuhan M1 yang melambat menjadi 15,8 persen (yoy) dari pertumbuhan pada Oktober 2020 sebesar 18,5 persen (yoy), sejalan peredaran uang kartal dan
simpanan giro rupiah yang melambat.
Sementara itu, pertumbuhan uang kuasi mengalami
peningkatan, dari 10,7 persen (yoy)
pada bulan sebelumnya menjadi 11,1 persen (yoy)
pada November 2020.
Berdasarkan faktor yang memengaruhi, kata Erwin,
pertumbuhan M2 pada November 2020 didorong oleh peningkatan aktiva dalam negeri
bersih di tengah perlambatan aktiva luar negeri bersih.
Aktiva dalam negeri bersih tumbuh sebesar 12,9 persen
(yoy) pada November 2020, lebih
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,0 persen (yoy).
Perkembangan ini ini didorong oleh peningkatan
pertumbuhan lainnya bersih, terutama pembelian SBN oleh Bank Indonesia dan
pertumbuhan ekspansi keuangan pemerintah yang masih tinggi.
Sementara itu, pertumbuhan kredit pada November 2020
tercatat masih mengalami kontraksi sebesar 1,7 persen (yoy), turun dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya
sebesar minus 0,9 persen (yoy)
sejalan dengan permintaan yang masih belum kuat.
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh 10,3
persen (yoy) pada November 2020,
lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Oktober 2020 sebesar 13,9 persen (yoy).