Moneter.co.id – PT Waskita Toll Road (WTR) sedang agresif melakukan ekspansi bisnis dalam pembangunan dan akuisisi jalan tol, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yang merupakan induk usahanya lebih memilih untuk melakukan divestasi saham WTR dengan pertimbangan ekspansi bisnis diyakini bisa berlari kencang seiring dengan masuknya investor strategis.
Direktur Keuangan WSKT Tunggul Rajagukguk, menjelaskan, proses due dilligince ke sejumlah investor strategis akan dilakukan Mei mendatang. Proses ini dibantu oleh Danareksa Sekuritas dan CIMB Securities Indonesia. “Jadi, kami berharap Juli proses divestasi selesai,” ujarnya, Rabu (19/4).
Dijelaskan, WSKT akan melepas sekitar 20% saham WTR. Harapannya, ada lima investor strategis yang bakal menyerap emisi dari aksi korporasi tersebut. Tunggul memastikan, divestasi itu tidak akan membuat WSKT kehilangan posisinya sebagai pemegang saham mayoritas. “Kami tetap akan pertahankan minimal 51%,” ucap Tunggul.
Sekedar catatan, berdasarkan laporan keuangan WSKT tahun buku 2016, WSKT masih menguasai 99% saham WTR. Tapi, awal tahun ini, sebagian saham WTR sudah lebih dulu dilepas ke PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan PT Tabungan dan Asuransi Pensiun (Taspen). Keduanya menjadi investor baru dengan nilai investasi masing-masing Rp 1,5 triliun dan Rp 2 triliun. Sehingga, SMI menguasai 12,4% saham WTR, sementara Taspen sebesar 16,6%.
Namun, Tunggul masih enggan merinci detail target perolehan dana dari divestasi tersebut. Yang pasti, agenda divestasi itu merupakan salah satu cara WSKT menggalang dana untuk menutup kebutuhan dana tahun ini yang sebesar Rp 35 triliun.
Sebagai informasi, belum lama ini WK memberikan fasilitas pinjaman kepada WTR dengan total maksimal Rp 10,8 triliun. Hal ini dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan setoran pada rekening dana talangan untuk beberapa badan usaha jalan tol (BUJT) milik WTR.
Beberapa BUJT milik WTR diantaranya yakni PT Pejagan Pemalang Tol Road mendapatkan fasilitas pinjaman senilai Rp 773,3 miliar. Kemudian PT Trans Jawa Paspon Jalan Tol mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp 1,2 triliun, PT Cimanggis Cibitung Toll Road mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp 1,7 triliun.
Selanjutnya PT Kresna kusuma Dyandra Marga mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp 806,4 miliar. PT Pemalang Batang Tol Road mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp 1,3 triliun. PT Trans Jabar Tol mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp 299 miliar, PT Solo Ngawi Jaya mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp 326 miliar.
PT Ngawi Kertosono Jaya mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp 137,2 miliar, PT Jasamarga Kualanamu Tol mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp 102,4 miliar, PT Cinere Serpong Jaya mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp 960 miliar, PT Citra Waspphutowa mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp 166,2 miliar.
Kemudian PT Jasamara Semaarang Batang mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp 1,8 triliun dan terakhir PT Waskita Bumi Wira mendapat fasilitas pinjaman senilai Rp 1 triliun. Pemberian dana talangan tersebut guna mendukung percepatan pembangunan infrastruktur jalan tol dan merupakan kegiatan usaha utama dan penunjang kegiatan usaha utama.
Rep.Sam